Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Batik Nasional, Produsen Batik di Semarang Malah Waswas karena Tak Ada Penerus

Kompas.com - 02/10/2023, 15:38 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Nama Kampung Batik di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sudah banyak dikenal baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Namun, saat ini, kampung tematik tersebut mengalami permasalahan regenerasi.

Salah satu produsen batik di Kampung Batik Semarang, Siti Afifah, mengaku khawatir karena sampai saat ini belum ada yang berkenan untuk meneruskan seni batik khas Semarang itu.

"Sampai sekarang anak dan sepupu saya belum ada yang mau meneruskan. Saya juga takut kalau batik hilang," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Senin (2/10/2023).

Baca juga: 3 Ruang Kelas Ponpes Darul Amanah di Kabupaten Semarang Terbakar, Kerugian Mencapai Rp 100 Juta

Bertepatan dengan Hari Batik Nasional ini, Siti berharap agar pemerintah ikut serta memperhatikan anak-anak muda agar tertarik dengan kesenian membatik, terutama di Kota Semarang.

"Saya takut kalau ada klaim dari negara lain lagi," papar dia.

Meski belum ada yang mau meneruskan, sampai saat ini masih banyak warga yang melakukan pelatihan membatik di rumahnya mulai dari pelajaran hingga mahasiswa.

"Kalau orang luar yang pelatihan di sini banyak. Kadang sampai ratusan," ujar Siti.

Mengandalkan pelatihan

Dia menceritakan, di rumahnya juga pernah dijadikan tempat untuk pelatihan membatik untuk mahasiswa yang berasal dari 20 negera.

"Sini kalau yang ingin pelatihan banyak. Tapi, saya bingung belum ada yang mau meneruskan," imbuh dia.

Namun, untuk penjualan batik di tempatnya beda cerita.

Dalam sebulan, batik yang dia buat rata-rata hanya terjual lima kain. Untuk menghidupi tokonya, dia mengandalkan pelatihan membatik.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang, Pengemudi: Yang Ketabrak Lumayan Parah Deretan Belakang Saya

"Kalau mengandalkan penjualan batik sedikit. Lima sebulan paling banyak," papar dia.

Untuk itu, Siti juga mengenakan tarif Rp 50.000 bagi warga yang ingin berlatih membatik di tempatnya.

Dengan biaya Rp 50.000, warga akan diberi pelatihan mulai menggambar hingga jadi.

"Nanti karyanya itu juga bisa dibawa pulang," imbuh Siti.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Gibran Komentari Soal Gula dalam Susu Kotak | Ribuan Guru Terima Honor dari Dana BOS

[POPULER NUSANTARA] Gibran Komentari Soal Gula dalam Susu Kotak | Ribuan Guru Terima Honor dari Dana BOS

Regional
Berkunjung ke Pasar Pon, Pasar Hewan di Kabupaten Semarang yang Segalanya Ada

Berkunjung ke Pasar Pon, Pasar Hewan di Kabupaten Semarang yang Segalanya Ada

Regional
Perindo Protes karena Dilarang Pasang Baliho di Exit Tol Salatiga, Bawaslu Beri Penjelasan

Perindo Protes karena Dilarang Pasang Baliho di Exit Tol Salatiga, Bawaslu Beri Penjelasan

Regional
Mengenang Jejak Jalur Rempah di Kota Semarang Melalui Pameran Seni

Mengenang Jejak Jalur Rempah di Kota Semarang Melalui Pameran Seni

Regional
Bawa Rombongan Kampanye, Sopir Rental Hilang Misterius di Goa Terawang Blora

Bawa Rombongan Kampanye, Sopir Rental Hilang Misterius di Goa Terawang Blora

Regional
Tiga Kecamatan di Wonosobo Dilanda Longsor, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Tiga Kecamatan di Wonosobo Dilanda Longsor, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Regional
Dua Desa di Lombok Tengah Bersitegang, Kapolres Imbau Jaga Kondusivitas

Dua Desa di Lombok Tengah Bersitegang, Kapolres Imbau Jaga Kondusivitas

Regional
Aktivis Lingkungan Karimunjawa Terjerat UU ITE Berhasil Keluar Sel, Penahanan Ditangguhkan

Aktivis Lingkungan Karimunjawa Terjerat UU ITE Berhasil Keluar Sel, Penahanan Ditangguhkan

Regional
'Prank' Terjun ke Sumur Gara-gara Warisan, Pria di Banyumas: Ini Saya Tidak Ditolong?

"Prank" Terjun ke Sumur Gara-gara Warisan, Pria di Banyumas: Ini Saya Tidak Ditolong?

Regional
Keluarga Korban Erupsi Gunung Marapi Dipungut Biaya Visum dan Ambulans, Uang Dikembalikan

Keluarga Korban Erupsi Gunung Marapi Dipungut Biaya Visum dan Ambulans, Uang Dikembalikan

Regional
Ruang Farmasi dan Rawat Jalan RSUD M.Ashari Pemalang Terbakar, Pengunjung Panik

Ruang Farmasi dan Rawat Jalan RSUD M.Ashari Pemalang Terbakar, Pengunjung Panik

Regional
Detik-detik Pelajar SMK Tewas Dianiaya Oknum Polisi di Subang, Sempat Kejar-kejaran dan Dipukuli

Detik-detik Pelajar SMK Tewas Dianiaya Oknum Polisi di Subang, Sempat Kejar-kejaran dan Dipukuli

Regional
28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

Regional
Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Regional
Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com