Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahun Berlalu, Ribuan Penyintas Gempa Sulteng Masih Bertahan di Huntara

Kompas.com - 26/09/2023, 15:17 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Khairina

Tim Redaksi

 

PALU, KOMPAS.com - Siang itu dua bocah tengah asyik bermain layangan. Namanya Al yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 5, dan Adit yang baru duduk di kelas 4 SD. 

 

"Olor, olor memang cepat," teriak Adit kepada Al, agar layangannya tak nyangkut ke pohon. 

 

Namun terlambat, layangan Al tersangkut di pohon. Beberapa  bocah lain mencoba melepaskan layangan dengan memanjat pohon di mana layangan Al tersangkut.

Namun tak berhasil.

Baca juga: Relokasi Warga Terdampak Abrasi, Pemkot Mataram Segera Bangun Huntara

 

 

Tali layangan pun akhirnya diputuskan agar Al dan Adit beserta para bocah lainnya melanjutkan bermain layangan. 

 

Al dan Adit merupakan bocah penyintas bencana yang tinggal di huntara Petobo di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Lima tahun tinggal di huntara, tak membuat mereka bosan.

"Banyak temanku di sini," kata Adit. 

 

Warga penyintas lainnya  ada Estin (32). Saat KOMPAS.com berkunjung ke bilik huntaranya, Senin (25/9/2023), Estin sedang ngobrol bersama sepupunya. 

 Kami ngobrol banyak hal. Tentang hunian tetap dan bagaimana likuifaksi terjadi.

"Sempat dibawa lumpur saya waktu itu," ujarnya. 

 

 Baca juga: Pembangunan Huntara Libatkan Pengungsi, Pemkab Cianjur Suntik Rp 1 Juta per KK

 

Estin merupakan warga asli Petobo.  Saat gempa bumi bermagnitudo 7,4, tanah yang dipijaknya tiba-tiba bergerak. Tanah  kehilangan kekuatannya dan langsung menjadi lumpur dan bergerak seperti air.

 

Semua bangunan, atau apa pun yang ada di atasnya langsung digulung seperti ombak di laut. Termasuk Estin dan ribuan  korban lainnya. Tidak ada yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi.  

 

"Saat mau ancang-ancang lari dan tunggu suami dan anak. Tiba-tiba seluruh badan saya tertutup lumpur. Di dalam lumpur itu saya seperti digiling kayak blender," kata Estin. 

 

"Tidak tahu lagi  berapa lama saya terbawa  dalam lumpur. Tahu-tahu lumpur itu berhenti bergerak," kisahnya. 

 

Di sisa tenaga yang dimiliki, Estin sempat berteriak lirih minta tolong. Ia melihat ada cahaya dan orang yang berteriak. Suara Estin minta tolong didengar oleh orang yang bawa senter. 

 

Halaman:


Terkini Lainnya

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com