KENDARI, KOMPAS.com- Ribuan hektar lahan sawah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami kekeringan akibat perubahan iklim El Nino. Dan ratusan di antaranya terancam gagal panen atau puso.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sultra, La Ode Muh Rusdin Jaya mengungkapkan total lahan sawah yang mengalami kekeringan di Sultra yakni seluas 2.560,50 hektare.
Menurut Rusdin, ada 7 kabupaten kota di Sultra yang lahan sawahnya mengalami kekeringan.
Dari 7 kabupaten, terdapat 2 kabupaten yang sangat terancam gagal panen yaitu Kabupaten Konawe Selatan dan kabupaten Bombana.
Sementara lima wilayah lainnya adalah Kota Baubau, Kota Kendari. Kemudian Konawe, Kolaka dan Kabupaten Kolaka Timur.
Dijelaskan, lahan sawah yang mengalami kekeringan di kabupaten Konawe Selatan seluas lahan 1.185 hektar dan Kabupaten Bombana seluas 1.180 hektar. Dan Kabupaten Kolaka seluas 63,50 hektar, Kabupaten Kolaka Timur seluas 40 hektar, Kabupaten Konawe seluas 5 hektar, Kota Baubau seluas 5 hektar dan Kota Kendari seluas 82 hektar.
"Yang terdampak ini jangan dilihat buruk ya, dia sudah menanam tapi tinggal menunggu masa panen. Sebenarnya kalau sudah menanam itu tidak berdampak berat," kata Rusdin, Rabu (19/9/2023).
Ia pun mengimbau kepada daerah yang lahan persawahannya sudah siap untuk panen, agar segera panen sebelum terjadi dampak kekeringan lebih jauh.
"Saat ini masa panen terjadi di Kabupaten Konawe, Kolaka Timur dan Kabupaten Bombana. Kita berharap di daerah lain seperti Kolaka, Kolaka Utara kita perintahkan untuk percepatan masa tanam dan panen yang sudah bisa panen," terangnya.
Lebih lanjut Rusdin mengatakan, beberapa areal sawah di Sultra juga telah diupayakan percepatan masa tanam sebelum dampak El Nino benar benar terjadi yang telah terdeteksi sejak Agustus 2023 lalu ini.
Untuk menangani dampak kekeringan ini, lanjut Rusdin, Distanak Sultra juga telah melakukan langkah upaya penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) kekeringan atau Elnino di Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari dengan pompanisasi.
"Ada beberapa spot yang keringnya parah, ada kita sudah bantu alsin pompa air lewat brigade kita ada 10 di Bombana. Di Kecamatan Lalembu Konawe Selatan, juga kurang lebih 20 hektar dan beberapa lokasi lainnya," tegasnya.
Baca juga: Kasus Kebakaran Meningkat Saat Kekeringan, Damkar Makassar Buka Opsi Penggunaan Air Laut
Selain pompanisasi, Distanak juga berusaha memperbaiki saluran jalur irigasi di daerah yang memang terdampak. Tujuannya agar irigasi yang tadinya tersendat bisa teraliri kembali guna membantu mengatasi kekeringan itu.
Berdasarkan informasi prediksi BMKG, tambah Rusdin, Oktober mendatang cuaca akan kembali normal dan hujan sudah mulai turun meskipun intensitas rendah.
Dan pada Desember 2023 mendatang, prediksi hujan akan turun di wilayah Sultra
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.