Nama AKP Andri Gustami menjadi perbincangan karena diduga terlibat dalam jaringan narkotika Fredy Pratama.
Eks-Kasat Resnarkoba Polres Lampung Selatan itu menerima bayaran cukup besar untuk meloloskan sekitar 100 kilogram sabu melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.
"Pengakuan TSK (tersangka) AG, sudah sekitar 100-an (sabu) diloloskan selama dua bulan dia bergabung (di jaringan Fredy Pratama)," ucap Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Lampung Irjen Helmy Santika, Senin.
Helmy tak menyebut secara langsung imbalan yang diperoleh AKP Andri Gustami. Namun, ia sempat menuturkan, untuk per 1 kilogram sabu yang diloloskan, nominalnya adalah Rp 8 juta.
Menurut Helmy, saat ini polisi masih mendalami keterangan Andri.
Baca selengkapnya: Jadi Kurir Jaringan Fredy Pratama, Eks Kasat Resnarkoba Dibayar Rp 800 Juta
Saat naik panggung dalam acara "3 Bacapres Bicara Gagasan", Anies Baswedan memberikan pandangannya mengenai Proyek Strategi Nasional (PSN).
Bacapres yang diusung Koalisi Perubahan ini mengemukakan, perlu perubahan penentuan PSN dari yang selama ini sudah dijalankan.
Ia menilai, penentuan sebuah proyek itu strategis atau tidak, harus berada di tangan teknokrasi, bukan dunia usaha.
Anies memandang, ide PSN harus berasal dari teknokrasi karena punya Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Apa yang saya maksud proses teknokrasi, negara punya RPJP, negara punya RPJMN negara menjelaskan jangka panjang kita membangun ABCDFG," ungkapnya.
Baca selengkapnya: Anies soal Isu Rempang dan IKN: Seharusnya Bukan Selera Presiden atau Menteri
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memberikan penjelasan soal kata "piting" sewaktu dirinya membahas permasalahan di Rempang.
Yudo mengungkapkan, kata "memiting" yang ia maksud bukan bertujuan untuk melakukan kekerasan, melainkan sebuah pelukan untuk melerai orang yang sedang bertengkar.
“Jadi memiting ini tujuannya untuk memisahkan atau melerai, agar tidak orang yang dipiting itu bisa mengontrol emosinya yang sedang berapi-api,” tuturnya di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Selasa.
Yudo pun mengucapkan permintaan maaf karena menggunakan kata itu.
“Dari hati saya yang paling dalam, saya memohon maaf atas ucapan saya kemarin, tidak maksud apa-apa, hanya saja pengertian bahasa di masing-masing daerah berbeda-beda,” terangnya.
Baca selengkapnya: Minta Maaf soal Kata Piting Warga Rempang, Panglima TNI Bantah Ingin Lakukan Kekerasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.