UNGARAN, KOMPAS.com - Musim kemarau panjang yang terjadi saat ini mulai menyebabkan kerusakan lahan pertanian. Dari data Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, setidaknya ada 78 hektar lahan yang rusak.
Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno mengatakan dari jumlah lahan yang rusak tersebut terdiri dari 32 hektar tanaman padi mengalami puso (tidak ada hasil). Sedangkan sebanyak 46 hektar tanaman padi mengalami kerusakan, mulai dari kategori rusak ringan, sedang hingga rusak berat.
"Data ini berdasarkan hasil monitoring kerusakan tanaman akibat kekeringan yang diperoleh dari koordinator POPT (petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan) hingga tanggal 2 September 2023," jelasnya, Jumat (15/9/2023).
Baca juga: Asap Karhutla Kian Pekat karena Kemarau, Sumsel Gelar Shalat Minta Hujan
Edy mengatakan lahan yang rusak tersebut ada di Kecamatan Tengaran, Pringapus, Pabelan, Kaliwungu, Susukan, Banyubiru, Bawen dan Bergas.
"Kalau yang paling parah ada di Desa Semowo Kecamatan Pabelan, sekitar 20 hektar," ungkapnya.
Kerusakan paling parah selanjutnya di Kecamatan Susukan yang mencapai 16 hektar.
"Ini di Desa Bakalrejo yang mencapai 9 hektare dan Desa Ketapang dengan total luas tanaman padi yang rusak mencapai 7 hektare," jelas Edy.
"Kalau untuk wilayah lain kisaran lahan yang rusak seluas 1 hingga 5 hektar, tanaman padi yang mengalami kerusakan berada di lahan tadah hujan," paparnya.
Kerusakan lahan pertanian tersebut dipicu sawah yang tidak teraliri air irigasi. Di Kecamatan Bergas, tanaman padi mati terjadi di Rowosari, Karangjati, Singgumuk, dan Bergas Lor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.