BATAM, KOMPAS.com – Polisi mengamankan 14 pengunjuk rasa di depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Senin (11/9/2023).
Belasan pengunjuk rasa tersebut ditangkap karena diduga sebagai provokator demo yang berakhir ricuh dan bentrok dengan aparat kepolisian di kantor BP Batam.
Baca juga: Demo Pulau Rempang Kembali Ricuh, Gedung BP Batam Rusak Dilempari Pedemo
Seperti diketahui, unjuk rasa tersebut terkait penolakan relokasi warga Pulau Rempang, Galang, Batam, akibat proyek Rempang Eco City.
Baca juga: Penjelasan BP Batam Terkait Pengembangan Kawasan Rempang, Janji Prioritaskan Warga
“Untuk 14 warga yang kami amankan, saat ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Barelang. Jika terbukti bersalah, maka akan kami tindak dan dipidanakan sesuai hukum yang berlaku,” ujar Kapolresta Barelang Kombel Pol Nugroho Tri Nuryanto yang dihubungi, Senin.
"Jadi dari 14 orang tersebut, tentunya tidak semua bersalah. Kami akan lakukan pengecekan dengan teliti untuk mengungkap siapa sebenarnya provokator dari aksi hari ini,” kata Nugroho menambahkan.
Nugroho mengaku bentrok itu juga mengakibatkan 12 polisi terluka.
Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan aksi demo yang berakhir ricuh di depan kantor BP Batam.
Ariastuty menjelaskan, Kepala BP Batam M Rudi sempat menemui langsung para pengunjuk rasa dan mendengarkan apa yang menjadi tuntutan.
Bahkan, Rudi sempat mengajak warga untuk bersama-sama mencari solusinya ke pemerintah pusat.
Namun, hal itu ternyata tidak membuat para pengunjuk rasa puas. Mereka kemudian mulai berteriak dan melempar botol minuman.
Hingga puncaknya pada pukul 12.00 WIB, massa semakin tidak terkendali hingga melemparkan flare ke arah petugas, diikuti dengan pelemparan botol, batu, dan kayu hingga menimbulkan korban luka dari pegawai BP Batam.
Ariastuty mengeklaim sudah banyak masyarakat Rempang yang mendaftar untuk hunian tetap yang disediakan BP Batam saat nantinya direlokasi.
“Di lapangan itu kondisinya sudah kondusif, masyarakat sudah mulai mendaftarkan ke posko dan kontak yang tersedia. Mari, ini tugas kita bersama untuk menjaga. Berikan kenyamanan untuk mereka, warga kita dengan menjaga iklim agar tetap kondusif,” ujar Ariastuty.
Untuk diketahui, pengembangan Pulau Rempang merupakan program strategis nasional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.