Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak El Nino, Air Baku di Bendungan Bili-bili Gowa Sulsel Menyusut Drastis

Kompas.com - 01/09/2023, 07:25 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

GOWA, KOMPAS.com - Krisis air di Sulawesi Selatan  memprihatinkan. Bendungan Leko Pancing di Kabupaten Maros kering dan air di Bendungan Bili-bili menyusut drastis. 

Dari pantauan di lapangan, Kamis (31/8/2023), air baku di Bendungan Bili-Bili, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, mengalami penyusutan yang sangat drastis.

Penyusutan air di bendungan terbesar di Sulawesi Selatan itu sekitar 10 meter.

Baca juga: Makassar Krisis Air Bersih, Penyebabnya Bendungan Leko Pancing Maros Kering

Pada sisi waduk, terlibat bebatuan. Sebelumnya, hal itu tidak pernah terjadi. Biasanya, air baku menggenangi semua waduk di Bendungan Bili-bili. 

Seperti yang dikatakan salah seorang warga sekitar Bendungan Bili-bili, Henny Anastasia sambil menunjuk batas-batas permukaan air. 

"Tidak pernah saya lihat air sesurut ini di Bendungan Bili-bili, baru kali ini. Setiap tahunnya meski musim kemarau, air tetap berada di ambang batas normal. Itu semua batasnya, jauh sekali surutnya hingga sekitar 10 meter," katanya. 

Baca juga: Petani Minta 2 Bendungan di Magepanda Sikka Dikeruk karena Penuh Material

Henny mengaku, kekeringan ini sangat parah. Air baku terlihat sedikit, sedangkan prediksi musim kemarau masih sekitar 3 bulan lamanya. 

"Musim kemarau tahun ini yang sangat parah, tidak pernah air di Bendungan Bili-bili seperti ini. Bahkan, dasar waduk bagian timur, utara dan barat terlihat. Hanya ada air di bagian tengah dan bagian selatan," ujarnya sambil menunjuk posisi air di Bendungan Bili-bili. 

Senada yang dikemukakan salah seorang penduduk setempat, Daeng Raning (50) yang saat ditemui sedang mancing ikan di Bendungan Bili-Bili.

"Airnya turun drastis, bahkan malah lebih dari 7 meter. Tahun-tahun sebelumnya sering juga kering, tapi airnya tidak sampai lebih dari tujuh meter turunnya," ujarnya saat ditemui di Bendungan Bili-Bili. 

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Djaya Sukarno belum merespon ketika dikonfirmasi terkait langkah yang diambil mengantisipasi keringnya Bendungan Bili-Bili.  

Bendungan Bili-bili adalah bendungan terbesar di Sulawesi Selatan, yang terletak di Kabupaten Gowa, sekitar 30 kilometer ke arah timur Kota Makassar.

Bendungan dengan waduk 40.428 hektare ini dibangun dengan dana pinjaman luar negeri sebesar Rp 780 miliar kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Bendungan Bili-bili menjadi sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.

Saat ini, di beberapa wilayah di Kota Makassar nampak warga kesulitan dan antre untuk mendapatkan air bersih. Warga pun berburu air bersih, dikarenakan air PDAM di sebagian wilayah di Kota Makassar pun tidak mengalir.

PDAM Makassar pun telah mengumumkan bahwa kekurangan pasokan air untuk wilayah Kecamatan Ujung Pandang, Panakkukang, Makassar, Tallo, Ujung Tanah, Bontoala, Wajo, Tamalanrea, dan Biringkanaya.

Diketahui, fenomena alam yang terjadi saat ini dan melanda sebagian besar wilayah di Indonesia adalah El Nino. Fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena alam ini menyebabkan perubahan pola cuaca global yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa prediksi kemarau akan berlangsung setidaknya hingga akhir bulan Oktober-November 2023. Puncak kemarau terjadi pada pertengahan September-Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Regional
Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Ajukan Praperadilan

Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Ajukan Praperadilan

Regional
Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Regional
Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Regional
Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com