Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Minta 2 Bendungan di Magepanda Sikka Dikeruk karena Penuh Material

Kompas.com - 30/08/2023, 14:35 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Krisiandi

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Petani di wilayah Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta agar dua bendungan yang mengairi ratusan hektare sawah di wilayah mereka segera dikeruk.

Adapun dua bendungan itu, yakni Ijura dan Pu'u Naka yang terletak di Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.

Berdasarkan data Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Magepanda, per Juli 2023, luas lahan sawah di wilayah Magepanda mencapai 966,6 hektare.

Baca juga: Kronologi Bocah 10 Tahun di Balikpapan Dilempar ke Bendungan gara-gara Ganggu Pemancing

Lahan sawah ini tersebar di sejumlah wilayah, yakni Kolisia, Magepanda, Reroroja, Wodamude, Done, Leguwoda dan Reroroja.

Dari jumlah tersebut, bendungan Ijura mengairi 78 hektare sawah, sementara bendungan Pu'u Naka mengairi 48 hektare sawah. Totalnya 126 hektare.

Fransiskus Moan (26) salah seorang petani di Desa Magepanda, menuturkan selama beberapa tahun terakhir debit air kian menurun yang mengakibatkan sejumlah lahan sawah kering. Terlebih saat musim kemarau.

Kondisi ini juga diperparah karena adanya penumpukan material, seperti batu dan pasir di bendungan Ijura dan Pu'u Naka.

"Material menumpuk sehingga bendungan tidak bisa tampung air. Kami minta pemerintah agar dua bendungan itu dilakukan pengerukan," ujar Fransiskus saat ditemui Kompas.com, Rabu (30/8/2023).

Baca juga: Viral Sekelompok Remaja Lempar Bocah 10 Tahun ke Bendungan, Lalu Kabur Naik Sepeda Motor

Fransiskus meyakini jika dua bendungan sudah dikeruk, petani tidak lagi kesulitan air, terutama saat musim sekarang ini.

Sekretaris Desa Done Ardianus Dala membenarkan jika selama beberapa tahun terakhir debit air di bendungan Ijura dan Pu'u Naka berkurang. Hal ini selain akibat perubahan iklim, juga penebangan hutan.

Ia mengungkapkan salah satu langkah antisipasi yang dilakukan petani adalah penggunaan air secara bergilir. Saat siang hari untuk beberapa areal sawah. Begitu pun saat sore, dan malam hari.

"Sehingga semua areal sawah kebagian air. Memang selam beberapa bulan terakhir ini hujan tidak ada," ujarnya.

Terkait penumpukan material di dua bendungan, Ardianus mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa mengalokasi anggaran yang bersumber dari dana desa. Sebab kewenangannya ada di pemerintah kabupaten dan provinsi.

Baca juga: Kejati Sulsel Geledah Kantor SNVT dan BPN Wajo, Usut Kasus Pembangunan Bendungan Paselloreng

"Kita sudah usulkan berkali kali kepada pemerintah maupun kepada DPRD. Kalau ada regulasi desa bisa bangun bendungan pasti kita intervensi," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan mengatakan bahwa dua bendungan itu merupakan kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTT.

Satriawan juga mengakui jika penumpukan material di bendungan Ijura dan Pu'u Naka telah berdampak terhadap aktivitas pertanian warga.

"Untuk bendungan itu kewenangan PUPR, kami tidak punya kewenangan. Nanti saya coba koordinasi," ujar Satriawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com