MATARAM, KOMPAS.com- Sejumlah warga Desa Taman Ayu, Kecamatan Gedung, Lombok Barat menolak Tempat Pembuangan Akhir (landfill) baru yang merupakan perluasan TPA Kebon Kongok.
Warga Desa Taman Ayu kukuh menolak meski Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah telah mendatangi mereka, Jumat (25/8/2023).
Dari pantauan Kompas.com, Wagub meminta warga menyetujui TPA baru agar segera beroperasi. Namun permintaan tersebut disambut teriakan warga.
"Tolak," seru beberapa orang warga, Jumat.
Baca juga: Cerita Balita yang Dilarikan ke RS Setelah 6 Hari Terhirup Asap dari TPA Sarimukti
Perwakilan warga Taman Ayu, Zaini (35) mengungkapkan alasan mereka menolak pembangunan TPA baru di desanya.
Menurut Zaini, pembangunan TPA tersebut tidak sesuai dengan sosialisasi awal.
Menurut sosialisasi, pembangunan TPA baru dibangun bersamaan dengan pabrik pengolahan sampah.
"Kan dalam sosialisasi dulu ada pembukaan landfill baru bersama proyek pabrik sampah yang direncanakan beroperasi di waktu bersamaan, tapi malah hanya lokasi pembuangan saja yang sudah jadi, pabriknya tidak ada," kata Zaini usai pertemuan, Jumat (25/8/2023).
Baca juga: Sampah Warga 170 Ton Per Hari, TPA Regional Bangka Tak Kunjung Terealisasi
Zaini menjelaskan, pada penjelasan awal, pabrik tersebut akan beroperasi bersamaan, sehingga akan mengurai sampah yang masuk ke landfill baru yang tidak jauh dari perkampungannya.
"Kan landfill baru ini disebut hanya sebagai tempat pembuangan hasil limbah sampah yang tidak bisa didaur ulang dari pabrik. Tapi nyatanya sekarang enggak ada pabrik," kata Zaini.
Menurut Zaini, warga khawatir kampungnya tercemar dengan adanya gunungan sampah.
"Bayangkan sampah Kota Mataram dan Lombok Barat dengan jumlah 200 sampai 300 ton per hari masuk ke tempat kami, kan jadi masalah lingkungan," kata Zaini.
Selain itu, Zaini mengungkapkan, warga juga meminta kompensasi Rp 100.000 rupiah untuk setiap satu ton sampah yang dibuang.
"Warga juga meminta Rp 100.000 per satu ton," kata Zaini.
Zaini menegaskan, dirinya bersama warga lainnya tetap akan menolak pembuangan sampah di landfill baru di kampungnya.