Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tewasnya Mahasiswi Kedokteran di Semarang, Mulut Berbisa, Ada Obat dan Miras di Kamar

Kompas.com - 22/08/2023, 17:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - DW (23), seorang mahasiswi jurusan kedokteran asal Jakarta ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Kijang Utara, Gayamsari, Kota Semarang pada Senin (21/8/2023) sore.

Korban diketahui masih menjalani program profesi atau koas di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang. Namun pihak keluarga menolak melakukan otopsi dan jenazah korban dibawa ke rumah duka di Jakarta.

Baca juga: Keluarga Mahasiswi Kedokteran yang Tewas di Semarang Tolak Otopsi, Penyebab Kematian Tak Bisa Dipastikan

Dan berikut 5 fakta meninggalnya DW di Semarang:

1. Ditemukan dalam kondisi mulut berbusa

Saksi yang pertama kali menemukan jasad DW adalah Beatrice Purba, teman korban.

Saat itu ia dan teman-temannya membuka paksa kamar korban dengan cara memecahkan kaca jendela. Mereka melakukan hal tersebut karena korban tak bisa dihubungi dan kunci kamarnya terkunci dari dalam.

Mereka kaget seketika menemukan korban sudah dalam keadaan kaku tak bernyawa.

"Kita coba pecahin kaca karena kuncinya nyangkut di dalam, dikunci dari dalam. Setelah kita masuk ternyata dia sudah tertutup selimut tangannya terus kita buka tangannya sudah kaku ada busanya terlentang pakai baju. Iya sedang koas," jelas dia.

Jenazah korban pun dievakuasi ke RS Bhayangkara, Semarang.

Baca juga: Sederet Fakta Kematian Mahasiswi Kedokteran Asal Jakarta di Semarang

2. Utang pembayaran taksi online Rp 515.000

Beatrice Purba, teman korban mengatakan dirinya dan beberapa rekannya yang lain berusaha menghubungi korban karena ada sopir taksi online yag menagih utang pembayaran ke DW.

Tagihan yang harus dibayar DW ke sang sopir adalah Rp 515.000.

"Pertama Bapak Kos hubungi saya sekitar jam 07.27 WIB minta saya hubungi korban, karena ada taksi online dari Klaten yang belum dibayar korban. Saya terus hubungi korban lewat WhatsApp tapi tidak direspon, saya gedor-gedor kamarnya juga tidak ada respon," ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (21/8/2023).

Karena DW tak bisa dihubungi, Beatrice dan rekan-rekannya pun secara sukarela membayarkan tagihan taksi online korban.

Baca juga: Mahasiswi Kedokteran Asal Jakarta Ditemukan Tewas di Semarang, Berawal dari Tagihan Sopir Taksi Online

3. Sempat terlibat pertengkaran di ponsel

Menurut keterangan sopir taksi online, DW sempat terlibat keributan di telepon saat di dalam mobil di tengah perjalanan.

"Terus bapake (sopir) itu cerita kalau ada masalah, korban teleponan gitu. Ribut di handphone," jelas Beatrice.

Sementara itu Kapolsek Gayamsari Kompol Henky Prasteyo mengatakan telah memeriksa tiga saksi dalam kasus meninggalnya DW.

Selain itu polisi akan memeriksa kegiatan korban di Klaten karena sebelum ditemukan tewas, korban sempat diantar pulang oleh taksi online dari Klaten menuju Semarang.

“Kami masih dalami kegiatan korban di Klaten ya.Kami selidiki,” tuturnya.

Baca juga: Polisi Selidiki Penyebab Kematian Mahasiswi Kedokteran Koas di Semarang, Ditemukan Obat dan Miras

4. Ditemukan obat dan miras di kamar

Kapolsek Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo menyampaikan, kondisi kamar kos korban terkunci dari dalam saat DW ditemukan.

Meski tidak ada tanda kekerasan, tapi polisi menemukan sejumlah obat-obatan, minuman keras, dan rokok.

“Keadaan terkunci dari dalam, ada upaya dari teman-temannya untuk didobrak. Kita datang kita cek sudah dalam keadaan sudah meninggal, kaku. Tidak ada tanda kekerasan. Ada obat-obatan, ada botol miras, itu aja sama rokok,” ujar Hengky di lokasi, Senin (21/8/2023).

Kendati demikian pihaknya tetap melakukan pendalaman atas kasus ini.

Baca juga: Curhat Warga di Semarang, Terpaksa Mandi Tiga Hari Sekali karena Kesulitan Air Bersih

5. Keluarga tolak otopsi

Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo menyebut keluarga korban menolak melakukan otopsi dan sudah merelakan korban serta menerima kejadian yang menimpanya.

Rencananya jasad korban akan dibawa pulang ke rumah duka yang berada di Jakarta.

“Pemeriksaan sudah selesai karena keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Selanjutnya jenazah mahasiswi ini akan dibawa keluarga untuk dimakamkan,” ujar Hengky.

Tanpa adanya otopsi, Hengky mengakui tidak dapat memastikan penyebab tewasnya korban. Kendati demikian, ada sejumlah kemungkinan penyebab korban meninggal dunia misalnya sakit atau bunuh diri.

Kepolisian pun juga tak dapat membuktikan kemungkinan bila korban mengalami over dosis.

“Karena menolak diotopsi, jadi kita belum tahu penyebab korban meninggal. Tapi ada kemungkinan-kemungkinan itu,” jelasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Titis Anis Fauziyah | Editor : Khairina, Dita Angga Rusiana), Tribun Jateng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pasangan Pengungsi Rohingya Menikah di Kamp Pengungsian Aceh Barat

2 Pasangan Pengungsi Rohingya Menikah di Kamp Pengungsian Aceh Barat

Regional
Bus Surya Kencana Terguling di Lombok Timur akibat Sopir Ugal-ugalan

Bus Surya Kencana Terguling di Lombok Timur akibat Sopir Ugal-ugalan

Regional
Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan di Bandungan Hari Ini, Pelayat Berdatangan

Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan di Bandungan Hari Ini, Pelayat Berdatangan

Regional
Festival Lampion 23 Mei di Borobudur: Jadwal Pembelian Tiket, Harga, dan Lokasi Penerbangan

Festival Lampion 23 Mei di Borobudur: Jadwal Pembelian Tiket, Harga, dan Lokasi Penerbangan

Regional
PKS Rekomendasikan Wali Kota Depok dan Haru Suandharu Maju Pilkada Jabar

PKS Rekomendasikan Wali Kota Depok dan Haru Suandharu Maju Pilkada Jabar

Regional
Kriteria Sosok Ideal Bupati di Banyumas Raya Menurut Akademisi Unsoed

Kriteria Sosok Ideal Bupati di Banyumas Raya Menurut Akademisi Unsoed

Regional
Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok dan Sayuran di Kebumen Naik

Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok dan Sayuran di Kebumen Naik

Regional
9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

Regional
Lansia Bersepeda Luka Berat Ditabrak Ibu Hamil Bawa Motor

Lansia Bersepeda Luka Berat Ditabrak Ibu Hamil Bawa Motor

Regional
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Selokan Sukoharjo, Tak Ada Tanda Penganiayaan

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Selokan Sukoharjo, Tak Ada Tanda Penganiayaan

Regional
Korban Banjir Lahar di Sumbar Butuh Genset hingga Pompa Air

Korban Banjir Lahar di Sumbar Butuh Genset hingga Pompa Air

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Timur Laut

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Timur Laut

Regional
Lagi, Calon Haji Embarkasi Solo Meninggal, Total 2 Orang

Lagi, Calon Haji Embarkasi Solo Meninggal, Total 2 Orang

Regional
Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Regional
Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com