SEMARANG, KOMPAS.com - Keluarga mahasiswi kedokteran yang ditemukan tewas di indekosnya, di Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menolak dilakukan otopsi.
Seperti diketahui mahasiswi kedokteran berinisial DW (23) ditemukan tewas pada Senin (21/8/2023) sore.
Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo menyebut, kini keluarga korban sudah merelakan korban dan menerima kejadian yang menimpanya. Rencananya jasad korban akan dibawa pulang ke rumah duka yang berada di Jakarta.
Baca juga: Sederet Fakta Kematian Mahasiswi Kedokteran Asal Jakarta di Semarang
“Pemeriksaan sudah selesai karena keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Selanjutnya jenazah mahasiswi ini akan dibawa keluarga untuk dimakamkan,” ujar Hengky saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (22/8/2023).
Tanpa adanya otopsi, Hengky mengakui tidak dapat memastikan penyebab tewasnya korban. Kendati demikian, ada sejumlah kemungkinan penyebab korban meninggal dunia. Misalnya sakit atau bunuh diri.
Kepolisian pun juga tak dapat membuktikan kemungkinan bila korban mengalami over dosis.
“Karena menolak diotopsi, jadi kita belum tahu penyebab korban meninggal. Tapi ada kemungkinan-kemungkinan itu,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, mahasiswi kedokteran yang sedang koas di Semarang ditemukan tewas di kamar indekosnya. Saat melakukan pemeriksaan, polisi mendapati korban tewas dengan keadaan mulut berbusa.
Polisi juga menemukan beberapa jenis obat-obatan dan satu botol minuman keras di dalam kamar korban.
“Ada satu botol miras dan obat-obatan di kamar korban. Saat ditemukan, korban dalam keadaan mulut berbusa,” kata Hengki.
Seorang saksi yang juga teman korban, Beatrice Purba mengatakan, sejak Senin (21/8/2023) pagi, dirinya dan teman indekos korban mencari D karena ada sopir taksi online yang menagih uang pembayaran.
"Pertama Bapak Kos hubungi saya sekitar jam 07.27 WIB, minta saya hubungi korban, karena ada taksi online dari Klaten yang belum dibayar korban," katanya.
Lama tak ada respons, teman-temannya pun nekat membuka paksa kamar korban dengan memecahkan kaca jendela. Di situlah korban ditemukan tak bernyawa dengan mulut berbusa.
"Kita coba pecahin kaca karena kuncinya nyangkut di dalam, dikunci dari dalam. Setelah kita masuk ternyata dia sudah tertutup selimut tangannya. Terus kita buka tangannya sudah kaku ada busanya terlentang pakai baju. Iya sedang koas," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.