Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga dalam Rupiah Bisa Dibayar Pakai Ringgit di Pulau Sebatik

Kompas.com - 19/08/2023, 11:56 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

RINGGIT, mata uang Malaysia, ternyata masih berdaya guna bersama rupiah di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Harga dalam rupiah bisa dibayar pakai ringgit Malaysia.

Ini catatan perjalanan saya, Wasti Samaria Simangunsong, dari Pulau Sebatik, bagian dari peliputan khusus Merah Putih di Perbatasan, kolaborasi Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). 

Baca juga: Penasaran, Masihkah Rupiah Tak Laku di Sebatik?

Rupiah dan ringgit ternyata berdampingan dalam penggunaan keseharian warga Sebatik. Pulau di leher Pulau Kalimantan ini memang terbagi dua secara administratif, yaitu menjadi wilayah Indonesia dan Malaysia.

Bukan hal asing lagi melihat pedagang memasang harga barang dalam rupiah tetapi dibayar menggunakan mata uang ringgit, walau rupiah juga tetap diterima.

Baca juga: Rumah Dua Negara, Ikon Unik Pulau Sebatik

Salah satunya saya temui di sebuah warung yang terletak di Desa Aji Kuning, Sebatik. Pemilik warung memajang daftar harga minuman ringan yang dijualnya dalam dua versi, rupiah dan ringgit.

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Nyamuk Sebatik di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (17/8/2023). KOMPAS.com/WASTI SAMARIA SIMANGUNSONG Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Nyamuk Sebatik di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (17/8/2023).

Misalnya, segelas Milo susu sejuk (dingin) dijual seharga Rp 10.000 atau RM 2,5. Sedangkan Milo panas seharga Rp 8.000 atau RM 2,00. Lalu ada pula Kopi O panas yang dibanderol Rp 5.000 atau RM 1,5 dan masih banyak lagi.

Baca juga: Dari Perbatasan Indonesia-Malaysia: Ringgit Laku di Entikong, Rupiah Bisa Dipakai di Tebedu

Suryani (58 tahun), pemilik warung berkata, pembeli bebas membayar dengan mata uang ringgit ataupun rupiah. Hal tersebut lantaran banyak pembelinya yang berasal dari Tawau, yang masuk wilayah Malaysia di pulau ini.

"Iya bisa pakai ringgit. Kan kita di perbatasan. Susah, money changer-nya kan di kota sana. Jadi kalau ada yang datang, susah mau suruh tukar dulu. Mending kita saja nanti sekalian yang tukarkan," tutur Suryani kepada Kompas.com, Kamis (17/8/2023).

Baca juga: Bayangkan, Tak Perlu Lagi Bawa Riyal Saat Umrah dan Haji...

Kebanyakan pembeli yang datang dari Tawau dan berstatus Warga Negara Malaysia ini memang sanak saudara para penduduk setempat. 

Jadi, kata Suryani, saat belanja di warungnya, pendatang dari Tawau itu akan menggunakan mata uang ringgit.

"Kan orang datang dari Tawau itu kita punya (keluarga) juga. Cuma, dia dari Tawau itu uangnya uang ringgit," imbuh dia.

Baca juga: Dari Sebatik, Kepala Desa Sei Pancang: Dokter Spesialis Hanya Ada Sebulan Sekali

Suryani pun mengaku tak mau ambil pusing untuk penukaran uang, lantaran jarak money changer terbilang jauh dari rumahnya. Ia akan menukar ke money changer tergantung pendapatan ringgit-nya saja.

"Enggak tentu. Tukar uangnya pun tergantung kita punya rezeki. Kalau banyak pembeli ya kita pergi tukar uang ke money changer, haha," ungkap dia sembari tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com