Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soekarno dan Sandiwara Kelimutu di Ende

Kompas.com - 17/08/2023, 09:29 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tepat delapan bulan setelah bebas dari Penjara Sukamiskin, Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda di Bandung.

Ia pun menjalani pembuangan bersama sang istri, Inggit serta anak angkat mereka, Ratna Juami. Ikut dalam rombongan mereka, Ibu Amsi yang tak lain mertua Soekarno.

Mereka berangkat dari pelabuhan di Surabaya dan diantar oleh banyak orang yang melambaikan bendera merah putih.

Soekarno dan keluarga menumpang kapal barang KM van Rieveeck. Setelah delapan hari berlayar, mereka tiba di pulau kecil, Flores.

Harta pribadi yang dibawa Sukarno hanyalah keranjang penuh berisi buku.

Baca juga: Jokowi Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Ini Sejarahnya

Oleh Gubernur Jenderal, Soekarno dan keluarganya ditempatkan di Ende, sebuah kampung nelayan di Kampung Ambugaga, Kelurahan Kotaraja yang memiliki 5.000 penduduk.

Soekarno dan keluarganya tinggal di rumah milik Haji Abdullah Amburawu. Sebagian besar penduduk di desa itu bekerja sebagai nelayan dan petani.

Dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat, Soekarno bercerita bahwa butuh waktu 8 jam berkendara dengan mobil untuk ke kota terdekat.

Jalan utamanya adalah jalan tanah bekas tebasan hutan yang menjadi kubangan saat musim hujan.

Di Ende tak ada telepon, tak ada telegraf. Tak ada juga listrik dan air jeding. Selain itu tak ada hiburan di Ende. Satu-satunya komunikasi hanya melewati dua buah kapal pos yang datang sebulan sekali.

Soekarno bercerita jika mandi dia akan membawa sabun ke Wola-wola, sebuah sungai dengan air dingin dengan bongkahan batu di tengahnya. Di sekeliling rumah yang ditempat Sukarno hanyalah kebun pisang, pohon kelapa dan juga jagung.

Baca juga: Jokowi Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Titik Lahirnya Pancasila

Sang istri, Inggit sempat bertanya mengapa mereka harus dibuang di Ende, bukan di Digul yang selama ini menjadi lokasi pembuangan para pengikut Sukarno.

"Di Digul, ada 2.600 orang buangan. Tentu aku akan menemukan kehidupan menyenangkan di sana. Dapatkan kau bayangkan apa yang akan diperbuat Sukarno dengan 2.600 pasukan yang sudah jadi itu? Aku akan mengubah wajah negeri Belanda dari Tanah Papua yang terpencil itu," ungkap Soekarno.

Di Ende, mertua Soekarno yang ikut dalam pembuangan meninggal dunia pada 12 Oktober 1935 setelah lima hari tak sadarkan diri.

Seorang diri, Soekarno membangun kuburannya dan meletakkan batu bata untuk dasarnya. Ia juga menggosok batu kali untuk nisannya.

Baca juga: Taman Renungan Bung Karno di Ende NTT, Tempat Lahirnya Pancasila

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marah Dipanggil 'Dilan', Pemuda di Tarakan Aniaya Teman hingga Tewas

Marah Dipanggil "Dilan", Pemuda di Tarakan Aniaya Teman hingga Tewas

Regional
Sumsel Siapkan 29.000 Sapi dan 45.000 Kambing untuk Hewan Kurban

Sumsel Siapkan 29.000 Sapi dan 45.000 Kambing untuk Hewan Kurban

Regional
Pemkot Bengkulu Anggarkan Rp 20 Juta untuk Cetak Karcis Parkir

Pemkot Bengkulu Anggarkan Rp 20 Juta untuk Cetak Karcis Parkir

Regional
Hendak Dikirim ke Kalimantan, 19 Tenaga Kerja Ilegal asal Lembata Ditahan

Hendak Dikirim ke Kalimantan, 19 Tenaga Kerja Ilegal asal Lembata Ditahan

Regional
Kantor Pertanahan Kota Batam Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik

Kantor Pertanahan Kota Batam Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik

Regional
Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Regional
Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Regional
Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Regional
Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Regional
Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Regional
Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Regional
Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Regional
Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Regional
Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com