Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Kapal di Pelabuhan Jongor Tegal Terbakar, Nelayan Minta Pemerintah Ikut Tanggung Jawab

Kompas.com - 16/08/2023, 19:35 WIB
Tresno Setiadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Pemerintah pusat maupun daerah diminta turut bertanggung jawab atas insiden kebakaran yang menghanguskan puluhan kapal yang bersandar di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari atau Pelabuhan Jongor Kota Tegal, Jawa Tengah.

Dalam insiden kebakaran pada Senin (14/8/2023) malam membakar 51 kapal perikanan. Belum padam, kebakaran meluas hingga menghanguskan 9 kapal lainnya sehingga total menjadi 61 kapal, per Rabu (16/8/2023).

Rata-rata kapal siap berlayar setelah terisi solar dan perbekalan. Alhasil ribuan nelayan harus kehilangan pekerjaannya saat ini.

Baca juga: Kebakaran di Pelabuhan Jongor Tegal Meluas, Tambahan 5 Kapal dan Ancam Permukiman Warga

Tokoh nelayan Kota Tegal, Tambari Gustam mengatakan, di saat para pelaku usaha perikanan sudah tertib membayar retribusi, namun tidak mendapat sarana prasarana yang memadai.

Termasuk adanya pendangkalan di pelabuhan yang terkesan dibiarkan sehingga kapal sulit dievakuasi saat kebakaran.

"Pemerintah pusat maupun daerah harus bertanggung jawab, karena kami (pemilik kapal) adalah yang kena retribusi pajak," kata Tambari di Kantor PPP Tegalsari Kota Tegal, Rabu (16/8/2023).

Tambari mengatakan, selama ini para pengusaha perikanan membayar bermacam retribusi yang ditarik pemerintah. Mulai dari retribusi pelelangan ikan di TPI Kota Tegal, dimana nelayan dan pedagang ikan dikenakan 2,78 persen dari hasil lelang, hingga pungutan PIT (Penangkapan Ikan Terukur).

"Setiap kapal masuk dikenakan Pungutan Hasil Perikanan (PHP) besarnya sesuai hasil tangkapan atau ikan yang didaratkan. Per lelang variasi, ada yang Rp 17 juta ada juga Rp 50 juta, tergantung hasil penjualan," sebut Tambari.

Namun dengan berbagai restribusi yang dibayarkan ke pemerintah, pelaku usaha perikanan justru tidak mendapatkan sarana dan prasarana memadai.

Baca juga: Kerugian Akibat Kebakaran Kapal di Pelabuhan Jongor Tegal Capai Ratusan Miliar

"Apalagi kondisi kebakaran seperti ini, kepedulian pemerintah saat ini hanya bisa menyampaikan teori-terori. Namun faktanya minta waterboom saja sampai sekarang ini belum," ujar Tambari.

Tambari mengungkan kebakaran yang terjadi Senin (14/8/2023) lalu menghanguskan 61 kapal. "Kemarin 52, ditambah sekarang 9 kapal. Totalnya sudah 61 kapal yang terbakar," kata Tambari.

Atas musibah itu, kata Tambari ada ribuan pelaku usaha perikanan termasuk anak buah kapal (ABK) yang harus kehilangan mata pencahariannya. "Satu kapal itu rata-rata 20 ABK. ABK itu punya keluarga, belum yang lainnya yang sekarang terdampak, berapa ribu orang itu," kata Tambari.

Menurutnya, kebakaran yang mengakibatkan kerugian hingga ratusan miliar rupiah itu disebabkan karena sejumlah faktor. Salah satunya karena pendangkalan sehingga akses keluar masuk kapal menjadi sulit saat akan dievakuasi.

"Pendangkalan sedalam 5-6 meter. Karena tidak ada pengerukan, meskinya dikeruk. Padahal kontribusi dari masyarakat nelayan itu besar sekali. Terus apa kontribusi pemerintah kepada kita, tidak ada," kata Tambari.

Tambari mengungkapkan kebakaran di kawasan pelabuhan kali ini adalah yang ketiga kali. Pada kebakaran 22 Januari 2022 lalu, ia mengaku kehilangan 2 kapalnya karena terbakar. Namun juga, tak mendapat perhatian pemerintah.

Baca juga: Update Kebakaran Kapal di Pelabuhan Jongor Tegal, Sudah Lebih dari 24 Jam tapi Api Belum Padam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Regional
Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Regional
Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Regional
Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Regional
Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Regional
Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com