Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Bunuh Temannya, 3 Sekawan Ikut Bantu Pemakaman Bersama Warga

Kompas.com - 16/08/2023, 06:42 WIB
Rasyid Ridho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com- Sebanyak tiga pembunuh Tohiri (33) warga Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten sebelum ditangkap sempat membantu untuk menguburkan korban bersama keluarga dan masyarakat.

Ketiga pelaku yakni MS (50) HM (25) dan SA (24) warga Kampung Kalang Anyar, Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas, Serang.

Aksinya dilakukan agar tidak dicurigai bahwa mereka yang telah membunuh korban dengan cara membuang tubuhnya ke sungai.

"Pelaku ikut membantu menggali kubur dan melakukan aktivitas lainnya jadi seolah olah tidak melakukan kejahatan terhadap korbannya," kata Kapolres Serang AKBP Wiwin Setiawan kepada wartawan di kantornya, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: 3 Sekawan di Banten Bunuh Teman karena Tak Pernah Patungan Beli Miras

Namun, upayanya itu sia-sia karena penyidik Satreskrim Polres Serang berhasil mengungkap pelaku pembunuhan, lalu menangkap ketiganya tidak lama usai memakamkan korban.

Wiwin mengungkapkan, hubungan antara korban dan para pelaku adalah teman setongkrongan yang sering pesta minuman keras (miras).

Namun, korban kerap kali tidak ikut menyumbang untuk membeli miras jenis tuak.

Korban pun merasa tersinggung dan marah kepada para pelaku.

Dalam kondisi mabuk, terjadilah pertengkaran yang menyebabkan korban tak sadarkan diri setelah menerima dua kali pukulan di wajahnya.

Baca juga: Pria di Tebing Tinggi Bunuh Diri Usai Pamit ke Istri Melalui Video Call

Korban yang tidak sadarkan diri dibawa pelaku menggunakan motor lalu dilempar ke sungai hingga ditemukan tewas mengambang oleh warga pada Senin (14/18/2023) pukul 06.30 WIB.

"Ketiga pelaku membawa korban ke pinggir kali di Kadikaran langsung menurunkan korban dan mendorongnya ke kali," ujar Wiwin.

 

Sementara itu, salah satu pelaku berinisial MS mengaku sempat ikut membantu proses pemakaman dengan ikut menggali tanah sebelum ditangkap.

"Iyah sempat ikut, setelah itu dibawa (ditangkap) sama polisi," ujar buruh harian lepas itu.

MS melakukan aksinya karena takut korban marah kepadanya karena dibilang tidak pernah patungan membeli tuak.

Baca juga: Anak 12 Tahun di Tasikmalaya Diancam Dibunuh oleh OTK, Sang Nenek: Mereka Pukul Dada Cucu Saya

Dalam kondisi mabuk, MS bertengkar dan memukul wajahnya lalu membuang tubuh korban ke sungai.

Namun, ia sempat terkena pukulan di wajah dan pundaknya.

"Saya balas pakai tangan kosong, saya pukul sampai engga sadar," kata MS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com