Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Ungkap Modus Politik Uang Saat Pemilu di Banten

Kompas.com - 14/08/2023, 18:42 WIB
Rasyid Ridho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia menyatakan Provinsi Banten memiliki tingkat kerawanan tinggi aktivitas politik uang dalam pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah 2024.

Provinsi paling ujung barat Pulau Jawa ini menduduki posisi 4 dengan skor 44,44. Sedangkan peringkat pertama adalah Maluku Utara dengan skor tertinggi 100, disusul Lampung (55,56), Jawa Barat (50,00), dan Sulawesi Utara (38,89).

Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Banten, Ajat Munajat mengatakan, penyebab tingginya kerawanan politik uang berkaca pada Pemilu sebelumnya.

Baca juga: Mahfud MD: Indeks Kerawanan Pemilu di Kaltim Tinggi, Ada Politik Uang, Pemalsuan Dokumen

 

Saat itu terjadi kasus politik uang di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak.

Namun, upaya pencegahan dan penindakan praktik politik uang juga dihadapkan pada terjadinya komodifikasi.

"Terutama dengan penggunakaan uang digital yang sudah menjadi trend keseharian di masyarakat kita," kata Ajat melalui keterangan tertulisnya, Senin (14/8/2023).

Baca juga: Bawaslu: Kadis di Karanganyar Diduga Langgar Netralitas ASN, Terancam Dicopot dari Jabatan

Selain itu, Ajat mengungkapkan, praktik politik uang kerapkali dibungkus dengan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk program pemerintah.

Sebab, program pemerintah yang dijalankan terkadang membuat bias batasan antara penyaluran bantuan dengan politik uang.

Ajat menambahkan, pelaku politik uang sendiri tidak hanya melibatkan peserta pemilu, terutama tim sukses maupun tim kampanyenya.

Namun, bisa saja dilakukan oleh penyelenggara pemilu bahkan pegawai pemerintahan.

"Politik uang juga rentan melibatkan penyelenggara pemilu dan aparatur sipil negara yang semestinya menjaga netralitasnya," ungkap Ajat.

Adapun modus praktik politik uang, lanjut Ajat, yang  biasa dilakukan dan ditemukan di lapangan yakni memberikan uang secara langsung, baik uang fisik maupun uang digital (termasuk voucher).

Kemudian memberikan dalam bentuk barang lainnya yang tidak dikategorikan bahan kampanye. Serta memberikan janji akan memberikan sesuatu dalam bentuk uang atau materi lainya.

"Ketiga modus ini marak terjadi dan disinyalir hampir di semua tahapan Pemilu maupun pemilihan," ujar Ajat.

Sebagai upaya pencegahan, Bawaslu Banten akan melakukan sosialisasi dan edukasi bahaya politik uang secara masif.

Kemudian, meminta dukungan pemangku kepentingan dan meningkatkan patroli pengawasan politik uang.

"Bawaslu akan melakukan penindakan apabila terdapat temuan dan laporan masyarakat berkaitan dengan pelanggaran politik uang, sebagai upaya menciptakan efek jera," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com