Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Unik di Krayan Kaltara, Beli Beras Harus 15 Kg, Kaleng Biskuit Menjadi Takaran

Kompas.com - 16/08/2023, 06:00 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Warga Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, masih menjaga tradisi penjualan beras dengan takaran kaleng biskuit.

Biasanya, kaleng biskuit berisi 15 kilogram beras atau 60 kaleng susu kecil.

Masyarakat biasa menjual per kaleng dengan harga Rp 210.000, karena per kilogram beras Adan dibanderol Rp 14.000.

"Harga Rp 14.000 itu untuk Krayan. Kalau keluar daerah sekarang Rp 30.000 per kilogram. Sekarang ada pengangkutan pesawat dengan Subsidi Ongkos Angkut (SOA). Waktu belum ada, harganya Rp 60.000 per kg,"tutur Penyuluh Pertanian Kecamatan Krayan Induk, Charles, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Cerita Novliana, Wanita Krayan Kaltara yang Diberi Kesempatan Hidup Kedua, Berjuang Melegalkan Produk Perbatasan RI
Takaran menjual beras dengan kaleng biskuit, diakui sebuah keunikan dari tradisi turun temurun.

Lalu bagaimana asal mula tradisi tersebut?

Charles menjelaskan, dahulu kala, masih banyak warga Krayan bekerja di Malaysia. Saat pulang kampung, salah satu oleh oleh yang dipesan oleh anak, istri, ataupun keluarganya, adalah biskuit kaleng.

"Melihat bentuk kaleng biskuit yang dirasa menjadi wadah cukup aman dari serangan kutu beras. Nenek moyang kami menjadikan kaleng biskuit tempat menyimpan beras,"katanya.

Sejak itu, beras beras hasil panen yang selesai diselip/dipisahkan antara gabah dan padi, banyak disimpan warga Krayan dalam kaleng biskuit.

Selain itu, mereka juga membawa oleh-oleh beras Adan ke Malaysia, dengan wadah kaleng.
Sampai akhirnya, menjual beras pun harus dibeli per kaleng biskuit.


"Maklum dulu tidak ada timbangan. Tapi belakangan, saat ada timbangan, anak anak sekarang menimbang berat beras dalam kaleng, dan ternyata pas 15 kg. Itu jadi tradisi sampai sekarang,"jelasnya.

Wajib sedekah pasca panen

Selain itu, ada tradisi lain pasca panen yang juga menjadi kebiasaan warga Krayan yang merupakan warga adat Dayak Lundayeh.

Sebagai syukur, mereka menyedekahkan 10 persen dari total hasil panennya ke gereja.

"Tradisi itu diatur dalam aturan gereja gereja kami. Nanti hasilnya kembali ke kami juga. Karena gereja menyimpan untuk kepentingan umat,"imbuhnya.

Baca juga: Gubernur Kaltara Minta 2024 Jalan Malinau-Krayan Fungsional agar Bisa Suplai Sembako dan BBM

Dengan menyisihkan hasil panen mereka ke gereja, hal itu bisa dianggap sebuah ritual tolak balak dan ungkapan syukur pada Tuhan, yang telah melimpahkan karunia tanah surga, berkenan menumbuhkan makanan yang baik untuk dikonsumsi

"Namanya hasil bumi, tentulah ada yang menumbuhkan. Itulah kita sisihkan untuk amal dan penghapus dosa,"kata Charles.

Selanjutnya, kami akan menuliskan ancaman lain terhadap kelestarian padi Adan. Selain adanya warga Malaysia yang mulai menanam padi varietas yang sama, ada yang lebih mengancam eksistensi padi khas Krayan. Apa itu?

Simak terus hasil liputan Ekspedisi Menjadi Indonesia Tim Kompas.com, bersama Robertus Belarminus, Fikri Hidayat, Gitano Prayogo, Nissi Elizabeth, Lina Sujud, Yulveni Setiadi dan Ahmad Dzulviqor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com