Salin Artikel

Tradisi Unik di Krayan Kaltara, Beli Beras Harus 15 Kg, Kaleng Biskuit Menjadi Takaran

NUNUKAN, KOMPAS.com - Warga Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, masih menjaga tradisi penjualan beras dengan takaran kaleng biskuit.

Biasanya, kaleng biskuit berisi 15 kilogram beras atau 60 kaleng susu kecil.

Masyarakat biasa menjual per kaleng dengan harga Rp 210.000, karena per kilogram beras Adan dibanderol Rp 14.000.

"Harga Rp 14.000 itu untuk Krayan. Kalau keluar daerah sekarang Rp 30.000 per kilogram. Sekarang ada pengangkutan pesawat dengan Subsidi Ongkos Angkut (SOA). Waktu belum ada, harganya Rp 60.000 per kg,"tutur Penyuluh Pertanian Kecamatan Krayan Induk, Charles, Selasa (15/8/2023).

Lalu bagaimana asal mula tradisi tersebut?

Charles menjelaskan, dahulu kala, masih banyak warga Krayan bekerja di Malaysia. Saat pulang kampung, salah satu oleh oleh yang dipesan oleh anak, istri, ataupun keluarganya, adalah biskuit kaleng.

"Melihat bentuk kaleng biskuit yang dirasa menjadi wadah cukup aman dari serangan kutu beras. Nenek moyang kami menjadikan kaleng biskuit tempat menyimpan beras,"katanya.

Sejak itu, beras beras hasil panen yang selesai diselip/dipisahkan antara gabah dan padi, banyak disimpan warga Krayan dalam kaleng biskuit.

Selain itu, mereka juga membawa oleh-oleh beras Adan ke Malaysia, dengan wadah kaleng.
Sampai akhirnya, menjual beras pun harus dibeli per kaleng biskuit.


"Maklum dulu tidak ada timbangan. Tapi belakangan, saat ada timbangan, anak anak sekarang menimbang berat beras dalam kaleng, dan ternyata pas 15 kg. Itu jadi tradisi sampai sekarang,"jelasnya.

Wajib sedekah pasca panen

Selain itu, ada tradisi lain pasca panen yang juga menjadi kebiasaan warga Krayan yang merupakan warga adat Dayak Lundayeh.

Sebagai syukur, mereka menyedekahkan 10 persen dari total hasil panennya ke gereja.

"Tradisi itu diatur dalam aturan gereja gereja kami. Nanti hasilnya kembali ke kami juga. Karena gereja menyimpan untuk kepentingan umat,"imbuhnya.

Dengan menyisihkan hasil panen mereka ke gereja, hal itu bisa dianggap sebuah ritual tolak balak dan ungkapan syukur pada Tuhan, yang telah melimpahkan karunia tanah surga, berkenan menumbuhkan makanan yang baik untuk dikonsumsi

"Namanya hasil bumi, tentulah ada yang menumbuhkan. Itulah kita sisihkan untuk amal dan penghapus dosa,"kata Charles.

Simak terus hasil liputan Ekspedisi Menjadi Indonesia Tim Kompas.com, bersama Robertus Belarminus, Fikri Hidayat, Gitano Prayogo, Nissi Elizabeth, Lina Sujud, Yulveni Setiadi dan Ahmad Dzulviqor.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/16/060000678/tradisi-unik-di-krayan-kaltara-beli-beras-harus-15-kg-kaleng-biskuit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke