Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Berliku Menuju Atambua, Perjalanan bak di Film "Fast and Furious"

Kompas.com - 16/08/2023, 05:59 WIB
Zintan Prihatini,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

TOTAL 12 jam perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, menuju ke Atambua di Nusa Tenggara Timur (NTT), wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.

Dari total 12 jam itu, delapan jam di antaranya adalah perjalanan "uji nyali" lewat jalan darat berliku melintasi beberapa wilayah administratif. 

Saya, Zintan Prihatini, jurnalis Kompas.com, berbagi kisah perjalanan dari Jakarta menuju wilayah perbatasan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia. 

Baca juga: Kisah Merah Putih di Tepi Batas Tanah Air

Tujuan perjalanan saya adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain. Lokasinya ada di Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Atambua merupakan "ibu kota" Kabupaten Belu. 

Bak di film Fast and Furious

Pesawat yang mengangkut saya dan penumpang lain lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 07.30 WIB. Sempat transit di Surabaya, Jawa Timur, selama 30 menit, pesawat kembali melanjutkan penerbangan.

Sedikit guncangan karena turbulensi menemani perjalanan dalam peliputan khusus Kompas.com bertajuk Merah Putih di Perbatasan, kolaborasi Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Saya bersama rombongan BNPP tiba di Bandara El Tari Kupang pada pukul 13.13 WITa. Dari Bandara El Tari, Kupang, kami menumpang mobil menuju Atambua.

Baca juga: Bergoyang-goyang di Udara Menuju Boven Digoel, Tempat Hatta Pernah Dibuang...

Sepanjang perjalanan, tampak pepohohonan di kiri-kanan jalan. Kondisi jalanan siang itu lengang, sesekali beriringan dan berpapasan dengan kendaraan dari sepeda motor hingga truk.

Kendati demikian, perjalanan menuju Atambua tidaklah mudah. Jalanan berkelok tajam dengan sistem dua arah. Saat mobil melaju kencang di jalanan lengang ini, ketegangan pun membuncah. 

Berdesir hati saya saat sang sopir yang akrab disapa Harvey mengemudikan setir mobil. Dengan kecepatan tinggi, ditambah jalanan yang berkelok, membuat isi perut saya terasa “dikocok”.

"Seperti ada di film Fast and Furious," ujar saya setiap kali tim Kompas.com bertukar kabar dari setiap personel yang juga menjalani peliputan khusus Merah Putih di Perbatasan ini. Singkat tapi saya rasa ini memberikan gambaran teramat jelas.

Kepala pening jadi "bonus" untuk saya di sepanjang perjalanan. Tak heran, ketika menepi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) saya memuntahkan makanan yang sebelumnya saya makan di pesawat. Maaf, namanya juga bukan pembalap.

Baca juga: Penasaran, Masihkah Rupiah Tak Laku di Sebatik?

Perjalanan pun berlanjut. Dengan kondisi yang pelahan pulih dan lebih prima, saya mengedarkan pandangan lebih luas. 

Di salah satu bagian perjalanan, saya melihat botol-botol di pinggir jalan kawasan Noel Baki, Kupang Tengah.

Kata Harvey, botol-botol itu berisi garam laut yang diproduksi sendiri oleh warga. Satu wadah garam, ujar Harvey, dijual dengan harga Rp 5.000.

Hal yang juga menarik perhatian saya adalah gelaran menjelang HUT ke-78 RI di Kupang. Ada acara di sebuah lapangan dan suara pembawa acara yang mengajak warga untuk memenuhi lokasi tersebut, sementara di sisi jalan berjejer stan makanan maupun minuman.

“Ayo, Kak, jagung bakarnya. Manis,” ujar salah satu pedagang kepada saya, saat kendaraan melambat dan melintasinya.

Mendengar hal itu, saya hanya tersenyum sembari mengatakan terima kasih. Harvey menyebut, kegiatan ini rutin dilakukan di perkampungan sebelum tanggal 17 Agustus.

“Warga keliling saja, yang penting ramai. Biasanya ada pasar malam,” ungkapnya.

Selain warga setempat, kata Harvey, orang-orang dari wilayah sekitar Kupang juga datang, termasuk dari Soe yang secara administratif berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, "tetangga" Kupang.

Tugu penanda memasuki mawasan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, Selasa (15/8/2023).KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI Tugu penanda memasuki mawasan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, Selasa (15/8/2023).

Dari Soe ke Kupang dan sebaliknya, warga bisa menggunakan angkutan yang disebut bemo. Tarifnya, Rp 5.000 untuk orang dewasa dan Rp 3.000 bagi pelajar dan mahasiswa. Angkutan ini tampak mencolok. Pada bodinya tertulis “angkutan pedesaan”.

Ruas jalan dari Kupang menuju Atambua cukup mulus, meski berkelok. Menurut Harvey, jalanan ini diaspal sejak sekitar 2008. Sebelumnya, warga harus melewati tanah merah yang becek ketika hujan turun.

Malam gelap nan sepi

Hingga pukul 19.00 WITa, mobil yang membawa saya dan staf BNPP masih melaju melewati jalanan yang gelap. Minimnya penerangan dari lampu jalan, membuat saya lebih was-was dengan kendaraan yang berada di depan kami.

Tak terhitung berapa kali saya menanyakan kepada Harvey kapan kami akan tiba di penginapan. Sambil terkekeh, Harvey menjawab bahwa perjalanan masih beberapa jam lagi.

Di sepanjang perjalanan pada rentang waktu ini, tak banyak aktivitas yang terlihat dilakukan oleh warga sekitar. Kebanyakan dari mereka telah menutup pintu rumahnya rapat-rapat.

Lalu, pada puku 21.03 WITa saya melihat cahaya menyala dari sebuah gapura berkelir putih dan cokelat muda. "Selamat Datang di Kota Atambua Kota Perbatasan" tertulis di gapura.

Seketika saya tersenyum lebar. Keberadaan gapura ini berarti kami telah dekat dengan lokasi yang dituju. Tak lama, sekitar pukul 21.15 WITA saya tiba di penginapan yang berlokasi di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.

Dengan sejejak kenangan itu, Kompas.com dan tim BNPP masih akan melanjutkan perjalanan dari Atambua ke kawasan PLBN Motaain. Perjalanan menuju perbatasan Indonesia dan Timor Leste ini kira-kira akan makan waktu 36 menit lewat jalur darat.

Tunggu cerita perjalanan selanjutnya dari PLBN Motaain hingga puncak perayaan dan peringatan kemerdekaan di tepi batas Tanah Air, dalam liputan khusus Merah Putih di Perbatasan....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com