"Itu menjadikan harga barang Krayan sangat mahal di Indonesia, sehingga minat pembeli tidak ada,"jelasnya.
Novliana juga tak pernah menyangka, upaya perdagangan UMKM perbatasan ke Krayan yang dilakukan secara intens, menempatkannya sebagai orang yang ditunjuk KJRI dan Pejabat Malaysia untuk distribusi logistik saat pandemi Covid-19.
Bahkan, jalanan Lawas menuju Krayan yang sebelumnya menjelma lumpur kala hujan, diperbaiki pemerintah Malaysia, sehingga akses Krayan-Lawas kini cukup mulus.
"Perdagangan saat pandemi yang sempat terjadi antara saya dan pemerintah Malaysia untuk kebutuhan Krayan, disorot berbagai media. Bahkan jalur Lawas langsung dibeton, karena malu kalau nampak warga Indonesia,"imbuhnya.
Ia juga berharap Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Krayan segera rampung.
Nantinya, seluruh produk perbatasan dijual secara legal, dan terdaftar resmi sebagai buatan asli Krayan dan usaha memperkenalkan produk asli perbatasan bisa lebih terkontrol juga lebih diperhatikan secara luas.
Niat berguna bagi orang banyak di kesempatan hidup keduanya
Namun usahanya untuk mempermudah distribusi kebutuhan pokok untuk Krayan, tidaklah mudah.
Muncul riak-riak dan isu dirinya memonopoli perdagangan tradisional Krayan - Malaysia, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan berusaha menggagalkan kesepatakan dagang dengan Malaysia yang telah terjadi.
Isu tersebut bahkan dimuat surat kabar Malaysia, Utusan Sarawak, edisi Kamis, 10 Juni 2021, dengan tajuk "usah politikkan hubungan".
"Tidak mudah berbuat baik. Bahkan yang menjahati kita bukan orang jauh, tapi orang orang yang selama ini saya kenal. Saya memaafkan mereka, tapi saya yakin Tuhan tidak tidur,"kata Novliana.
Ia mengaku tak pernah menyesal atas apa yang selama ini ia usahakan.
Meskipun hatinya sakit dengan polemik dan tuduhan yang monopoli yang diarahkan padanya, ia memilih diam dan menyerahkan sepenuhnya pada kuasa Tuhan.
Kehidupannya yang sekarang, kata Novliana, adalah berkat izin Tuhan. Dan untuk membalas kebaikan Tuhan, ia bertekad membaktikan diri berbuat bagi orang banyak.
"Saya pernah hampir mati waktu kecelakaan mobil. Dokter memasukkan banyak kantong darah milik orang lain. Saya berpikir, banyak orang lain menyumbangkan darahnya untuk saya, maka hidup kedua ini, akan saya gunakan untuk kepentingan orang banyak,"tekadnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.