NUNUKAN, KOMPAS.com - Dataran tinggi Krayan masih merupakan wilayah terisolir di pelosok nusantara hingga hari ini.
Slogan Garuda di dadaku, harimau di perutku, masih belum sepenuhnya pudar, karena bahkan sampai hari ini, kebutuhan pokok mereka masih ditopang ataupun bergantung dengan negara Malaysia.
Produk-produk Krayan yang sangat terkenal, seperti padi organik Adan, garam gunung Krayan, dan hasil olahan lain sulit memasuki pangsa pasar domestik, tapi begitu laris manis dan diminati Malaysia, sampai Brunei Darussalam.
Baca juga: Uji Nyali Jalan Tanah Penuh Tanjakan Jalur Malinau-Krayan, Medan Berat di Km 43 ke Semamu
Namun di sisi lain, produk-produk olahan Krayan rentan diklaim Malaysia, karena selama ini, dijual secara tradisional, tanpa label atau packaging yang memenuhi standar.
"Yang harus dipikirkan adalah membuat produk Krayan menjadi legal. Dan bisa diberi akses untuk pemasarannya. Terus terang, ketika packaging tidak ada, klaim produk rentan terjadi,"ujar Novliana Turan, Selasa (15/8/2023).
Wanita asli Krayan yang cukup enerjik ini ternyata Ketua Asosiasi Pengusaha Perbatasan Indonesia (Asppindo) Kaltara, sekaligus wakil Ketua Bidang Perbatasan di Kadin Kaltara.
Sebagai warga lokal, ia menceritakan kekhawatirannya terhadap kelangsungan produk UMKM perbatasan.
"Jalanan Krayan masih sulit, sementara pengusaha UMKM kita perlu akses untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya. Yang paling memungkinkan hanya Malaysia,"katanya.
Sejak 2019, Novliana mencoba mendobrak keterisoliran dan marginalisasi produk UMKM perbatasan, dengan melakukan terobosan berbekal koneksinya dengan sejumlah pejabat di Malaysia maupun Indonesia.
Baca juga: Gubernur Kaltara Minta 2024 Jalan Malinau-Krayan Fungsional agar Bisa Suplai Sembako dan BBM
Ia menemui Gubernur Kaltara, Kapolda, sampai menjalin komunikasi dan koordinasi dengan KJRI Kota Kinabalu, demi mempromosikan produk UMKM dari perbatasan.
Ada batik dan tenun Nunukan, aksesoris, baju tradisional, aneka olahan makanan, Beras Adan, garam gunung Krayan dan rotan.
"Terbaru, ada even perdagangan UMKM se-ASEAN di Lawas, Malaysia pada 12 sampai 14 Agustus 2023. Produk kami laris manis, dan makanan buatan kami banyak dicari,"imbuhnya.
Upaya Novliana, mendapat dukungan banyak pihak, baik dari pejabat Kaltara, maupun pejabat Malaysia.
Terbukti ada sejumlah surat rekomendasi sebagai dukungan dari wibi (anggota dewan Malaysia), Datu Hendri Sum Agung, dan Datu Amar Haji Awang Tengah Bin Ali Hasan, Timbalan Premier Menteri Sumber Asli dan Pembangunan Bandar 2 , Menteri Perdagangan Antar Bangsa, Industri dan Pelaburan Sarawak.
"Saya senang campur sedih melihat usaha saya diapresiasi pejabat negeri sebelah. Tapi miris, karena terasing di negeri sendiri,"keluhnya.
Ia memberikan contoh nyata, di mana beras Adan dan garam gunung khas Krayan, sulit bersaing di dalam negeri.
Buruknya akses jalan darat yang menghubungkan Malinau - Krayan, menjadi salah satu faktor penghambat perputaran ekonomi dan pemenuhan kebutuhan pokok di perbatasan RI ini.
"Itu menjadikan harga barang Krayan sangat mahal di Indonesia, sehingga minat pembeli tidak ada,"jelasnya.
Novliana juga tak pernah menyangka, upaya perdagangan UMKM perbatasan ke Krayan yang dilakukan secara intens, menempatkannya sebagai orang yang ditunjuk KJRI dan Pejabat Malaysia untuk distribusi logistik saat pandemi Covid-19.
Bahkan, jalanan Lawas menuju Krayan yang sebelumnya menjelma lumpur kala hujan, diperbaiki pemerintah Malaysia, sehingga akses Krayan-Lawas kini cukup mulus.
"Perdagangan saat pandemi yang sempat terjadi antara saya dan pemerintah Malaysia untuk kebutuhan Krayan, disorot berbagai media. Bahkan jalur Lawas langsung dibeton, karena malu kalau nampak warga Indonesia,"imbuhnya.
Ia juga berharap Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Krayan segera rampung.
Nantinya, seluruh produk perbatasan dijual secara legal, dan terdaftar resmi sebagai buatan asli Krayan dan usaha memperkenalkan produk asli perbatasan bisa lebih terkontrol juga lebih diperhatikan secara luas.
Niat berguna bagi orang banyak di kesempatan hidup keduanya
Namun usahanya untuk mempermudah distribusi kebutuhan pokok untuk Krayan, tidaklah mudah.
Muncul riak-riak dan isu dirinya memonopoli perdagangan tradisional Krayan - Malaysia, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan berusaha menggagalkan kesepatakan dagang dengan Malaysia yang telah terjadi.
Isu tersebut bahkan dimuat surat kabar Malaysia, Utusan Sarawak, edisi Kamis, 10 Juni 2021, dengan tajuk "usah politikkan hubungan".
"Tidak mudah berbuat baik. Bahkan yang menjahati kita bukan orang jauh, tapi orang orang yang selama ini saya kenal. Saya memaafkan mereka, tapi saya yakin Tuhan tidak tidur,"kata Novliana.
Ia mengaku tak pernah menyesal atas apa yang selama ini ia usahakan.
Meskipun hatinya sakit dengan polemik dan tuduhan yang monopoli yang diarahkan padanya, ia memilih diam dan menyerahkan sepenuhnya pada kuasa Tuhan.
Kehidupannya yang sekarang, kata Novliana, adalah berkat izin Tuhan. Dan untuk membalas kebaikan Tuhan, ia bertekad membaktikan diri berbuat bagi orang banyak.
"Saya pernah hampir mati waktu kecelakaan mobil. Dokter memasukkan banyak kantong darah milik orang lain. Saya berpikir, banyak orang lain menyumbangkan darahnya untuk saya, maka hidup kedua ini, akan saya gunakan untuk kepentingan orang banyak,"tekadnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.