Warna kuah soto umumnya jernih kekuningan, sedangkan Coto Makasar memiliki warna kuah cenderung gelap.
Perbedaan warna kuah tersebut dipengaruhi oleh rempah-rempah yang digunakan dalam kedua makanan tersebut.
Baca juga: 5 Tempat Makan Soto Daging Sapi di Yogyakarta, Harga Mulai Rp 10.000
Kuah soto biasa dimasak menggunakan tulang sapi atau ayam dengan bumbu rempah-rempah, seperti jahe, kunyit, daun salam, kemiri, bawang putih, maupun daun jeruk.
Adapun kuah coto dibuat menggunakan beragam rempah, seperti kemiri, jintan, pala, ketumbar, lada, hingga kacang tanah dan tauco.
Kacang tanah dan tauco membuat kuah coto Makassar berwarna gelap.
Perbedaan soto dan coto lainnya berupa isian yang terdapat pada kuliner tersebut.
Soto merupakan makanan khas yang isinya antara lain terdiri suwiran daging ayam atau potongan daging sapi, tauge, bihun, kubis, dan siraman jeruk nipis.
Isian coto Makassar lebih bebas artinya makanan khas ini dapat berisi potongan daging atau jeroan, seperti jantung, limpa, paru, hati, atau babat.
Pengunjung juga dapat meminta tambahan kuning telur mentah.
Penggunaan rempah yang berbeda pada soto dan coto memunculkan aroma yang juga berbeda pada makanan khas ini.
Soto memiliki aroma yang lebih segar karena ada tambahan jeruk nipis.
Adapun coto mempunyai aroma lebih gurih dan tajam karena terbuat dari bumbu rempah yang cukup banyak.
Soto dan coto merupakan hidangan berkuah namun memiliki bahan pelengkap yang berbeda satu dengan lainnya.
Baca juga: Cara Makan Ketupat Coto Makassar ala Orang Makassar
Soto biasanya disajikan dengan nasi putih secara terpisah maupun dicampur menjadi satu dengan soto.