Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flora dan Fauna Identitas Aceh

Kompas.com - 08/08/2023, 19:11 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Setiap provinsi di Indonesia memiliki flora dan fauna identitas, tidak terkecuali Provinsi Aceh.

Tak hanya sebagai simbol daerah atau maskot, flora dan fauna identitas juga dapat menggambarkan keragaman dan kekayaan hayati di Tanah Rencong.

Baca juga: Daftar Fauna Identitas Setiap Provinsi di Indonesia

Bagi Provinsi Aceh, flora dan fauna identitas yang dimiliki adalah tanaman cempaka kuning (Michelia champaca Linn) dan burung kucica ekor kuning (Trichixos pyrropygus).

Menariknya, flora identitas Provinsi Aceh telah menjadi inspirasi lagu, sementara fauna identitasnya disebut sebagai burung kesayangan Sultan Iskandar Muda yang memimpin Aceh pada era 1607-1636.

Baca juga: Daftar Flora Identitas Setiap Provinsi di Indonesia

Cempaka Kuning, Flora Identitas Aceh

Tanaman cempaka kuning (Michelia champaca Linn) adalah flora identitas atau simbol flora dari Provinsi Aceh.

Dilansir dari laman Kompas.com, tanaman cempaka kuning termasuk ke dalam kelas Magnoliopsida dalam Kingdom Plantae.

Sementara menurut R. Vivek Kumar dalam jurnal berjudul Antioxidant and Antimicrobial Activities of Various Extract of Michelia champaca Linn Flowers (2011), cempaka kuning memiliki bentuk bunga pendek, soliter, banyak benang sari, banyak ovula, dan memiliki tangkai pendek yang tersusun secara spiral.

Baca juga: 3 Bunga Nasional Indonesia serta Maknanya: Puspa Bangsa, Puspa Pesona, dan Puspa Langka

Seperti namanya, tanaman cempaka kuning memiliki bunga berwarna putih kekuningan, kuning, hingga kuning jingga.

Bunga cempaka kuning yang masih muda berwarna putih kekuningan, namun ketika tua, bunga tersebut akan berwarna kuning jingga dan mengeluarkan aroma yang sangat harum.

Daun tanaman ini berbentuk bulat seperti telur, tersusun secara spiral, dan memiliki bulu harus di permukaan bawah daunnya.

Bunga cempaka kuning juga dikenal masyarakat setempat dengan sebutan bunga jeumpa atau bungong jeumpa.

Keindahan bunga ini juga menjadi inspirasi syair sebuah lagu tradisional asal Tanah Rencong.

Seperti dalam jurnal berjudul Kajian Cempaka Kuning (Michelia champaca L.) sebagai Tumbuhan Obat (2009) yang ditulis oleh Zumaidar, disebutkan bahwa tanaman ini sangat dihargai oleh masyarakat Aceh sehingga digunakan dalam berbagai upacara adat dan dibuat sebagai syair lagu Bungong Jeumpa.

Burung Kucica Ekor Kuning, Fauna Identitas Aceh

Burung kucica ekor kuning (Trichixos pyrropygus) adalah fauna identitas atau simbol fauna dari Provinsi Aceh.

Masyarakat setempat mengenali kucica ekor kuning dengan sebutan burung ceumpala kuneng.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, burung kucica ekor kuning masih termasuk keluarga burung pengicau dan sering disebut dengan nama Rufous-tailed Shama.

Ukuran tubuh burung ini cukup mungil, sekitar 21 sentimeter (cm) saja dengan ciri khas alis putih terbentuk di atas bagian mata, warna paruh hitam berbentuk ramping serta tajam.

Di bagian dada dan perut hingga pangkal ekor dan juga punggung burung ini berwarna kuning kemerahan. Sementara warna bulu kucica ekor kuning betina terlihat lebih cokelat serta tidak memiliki alis putih di atas matanya.

Burung ini memiliki ekor yang panjang dengan warna bulu cokelat abu-abu tua mengkilap, yang pada bagian ujung ekornya terdapat warna hitam dengan pinggir putih di bagian bawah.

Sekilas penampilan burung ini mirip dengan murai batu (Copychus malabaricus), dengan perbedaan pada bulu ekor yang berwarna oranye kekuningan yang membuatnya diberi nama kucica ekor kuning.

Ceumpala kuneng konon menjadi burung kesayangan Sultan Iskandar Muda dan sering disebutkan dalam setiap cerita rakyat dari Aceh.

Walau begitu, ternyata kucica ekor kuning sebenarnya bukan burung endemik Aceh, melainkan juga tersebar di wilayah Thailand Selatan, wilayah barat Semenanjung Malaysia, Sumatra, Kalimantan, termasuk Brunei Darussalam, Sabah, dan Serawak.

Lembaga BirdLife International pada 2012 telah memasukkan kucica ekor kuning dalam daftar burung terancam punah.

Sementara lembaga konservasi internasional, International Union Conservation of Nature (IUCN) pada 2012 juga memberikan status Red List of Threatened Species untuk fauna identitas Aceh ini.

Pemerintah Provinsi Aceh serta Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sendiri telah menerbitkan peraturan daerah (qanun) pada 2013 yang berisi larangan melakukan perburuan dan perdagangan burung kucica ekor kuning.

Saat ini, keberadaan burung kucica ekor kuning masih dapat ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Sumber:
indonesia.go.id 
kompas.com  (Penulis : Silmi Nurul Utami, Editor : Serafica Gischa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com