Dilansir dari laman indonesia.go.id, burung kucica ekor kuning masih termasuk keluarga burung pengicau dan sering disebut dengan nama Rufous-tailed Shama.
Ukuran tubuh burung ini cukup mungil, sekitar 21 sentimeter (cm) saja dengan ciri khas alis putih terbentuk di atas bagian mata, warna paruh hitam berbentuk ramping serta tajam.
Di bagian dada dan perut hingga pangkal ekor dan juga punggung burung ini berwarna kuning kemerahan. Sementara warna bulu kucica ekor kuning betina terlihat lebih cokelat serta tidak memiliki alis putih di atas matanya.
Burung ini memiliki ekor yang panjang dengan warna bulu cokelat abu-abu tua mengkilap, yang pada bagian ujung ekornya terdapat warna hitam dengan pinggir putih di bagian bawah.
Sekilas penampilan burung ini mirip dengan murai batu (Copychus malabaricus), dengan perbedaan pada bulu ekor yang berwarna oranye kekuningan yang membuatnya diberi nama kucica ekor kuning.
Ceumpala kuneng konon menjadi burung kesayangan Sultan Iskandar Muda dan sering disebutkan dalam setiap cerita rakyat dari Aceh.
Walau begitu, ternyata kucica ekor kuning sebenarnya bukan burung endemik Aceh, melainkan juga tersebar di wilayah Thailand Selatan, wilayah barat Semenanjung Malaysia, Sumatra, Kalimantan, termasuk Brunei Darussalam, Sabah, dan Serawak.
Lembaga BirdLife International pada 2012 telah memasukkan kucica ekor kuning dalam daftar burung terancam punah.
Sementara lembaga konservasi internasional, International Union Conservation of Nature (IUCN) pada 2012 juga memberikan status Red List of Threatened Species untuk fauna identitas Aceh ini.
Pemerintah Provinsi Aceh serta Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sendiri telah menerbitkan peraturan daerah (qanun) pada 2013 yang berisi larangan melakukan perburuan dan perdagangan burung kucica ekor kuning.
Saat ini, keberadaan burung kucica ekor kuning masih dapat ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Sumber:
indonesia.go.id
kompas.com (Penulis : Silmi Nurul Utami, Editor : Serafica Gischa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.