GORONTALO, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kota Gorontalo memilih keluar rumah saat gempa mengguncang pada pukul 19.48 Wita, Jumat (4/8/2023), dengan magnitudo 5,7.
Gempa yang terjadi pada malam ini dirasakan warga Gorontalo terasa lebih lama dibandingkan biasanya.
“Goyangannya terasa lebih lama dibandingkan gempa yang biasa terjadi,” kata Catur Raharjo, warga Marisa, Kabupaten Pohuwato yang berkunjung ke Kota Gorontalo.
Baca juga: Gempa M 5,7 di Boltim Sulawesi Utara Tak Berpotensi Tsunami
Ia memilih keluar rumah yang disinggahi untuk menghindari risiko yang berpotensi terjadi.
Dalam siaran persnya, Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjelaskan gempa ini terjadi di wilayah Teluk Tomini, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, dan merupakan gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan ,gempa ini memiliki parameter mutakhir dengan magnitudo 5,7. Episenter gempa terletak pada koordinat 0,15 derajat lintang selatan 125,07 derajat bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah tenggara Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, pada kedalaman 44 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Daryono.
Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Bone Bolango, Gorontalo dengan skala intensitas III- IV MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, daerah Manado, Tomohon, Tondano, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Timur, Kotamobagu, Bitung, Kabupaten Gorontalo dengan skala intensitas III MMI, daerah Luwuk, Kabupaten Gorontalo Utara, Banggai Kepulauan dengan skala intensitas II-III MMI dan daerah Ampana dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Daryono.
Hingga pukul 20.25 Wita hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,0.
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tutur Daryono.
Baca juga: Gempa M 6 Guncang Bolaang Mongondow Timur, Getarannya Terasa hingga Manado
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.