Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Warga Mijen Semarang 5 Hari Tak Dapat Air karena Cuaca Ekstrem, Pembagian Terpaksa Digilir

Kompas.com - 04/08/2023, 16:01 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem membuat warga Wonoplumbon, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) terpaksa berhemat menggunakan air. Warga terpaksa harus bergantian untuk mendapatkan air dari sumber atau pamsimas.

Lurah Wonoplumbon, Karimah Muzayanah mengatakan, saat ini volume air di daerahnya memang berkurang karena musim kemarau. Dia juga meminta bantuan air ke Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.

"Kita minta bantuan dua kali, terakhir kemarin 31 Juli 2023," jelasnya saat ditemui di kantornya, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Curhat Warga Mijen Semarang, Kekurangan Air sejak Juli Lalu, Terpaksa Mandi Satu Kali Sehari

Dia spontan minta bantuan ke BPBD Kota Semarang karena waktu itu ada warga Wonoplumbon yang mengeluh tidak mendapatkan air selama lima hari berturut-turut. "Tapi masalah itu sudah kita tangani," kata dia.

Mendengar keluhan warga, Karimah langsung menghubungi BPBD Kota Semarang dan kelompok pamsimas RW 1 Wonoplumbon yang terdampak kekurangan air.

"Kita sudah koordinasi dengan pamsimas nanti akan digilir sistemnya," paparnya.

Karimah menjelaskan, sebenarnya kekurangan air itu bisa diatasi jika masing-masing warga mempunyai tandon. Melalui tandon tersebut, warga bisa menyimpan air untuk hari berikutnya.

"Kita juga sudah kelurkan imbaun ke warga agar berhemat," imbuh dia.

Air mengalir dua hari sekali

Ahmad, warga RW 03 Dukuh Kongkong, Wonoplumbon, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) terpaksa mandi satu hari satu kali karena kekurangan air.

Baca juga: 5 RT di Semarang Kekurangan Air Bersih, Pemkot Semarang Bentuk Satgas Penanggulangan Bencana Alam

Dia mengaku sudah mulai kekurangan air sejak Juli 2023 yang lalu. Saking seringnya, saat ini dia sudah mulai terbiasa mandi satu hari satu kali.

"Susah air, padahal sumurnya sudah dua," jelasnya saat ditemui di sumber air Dukuh Kongkong.

Selama musim kemarau Ahmad juga pernah tak mendapatkan air selama lima hari. Hal itu membuatnya pusing karena air merupakan kebutuhan pokok baginya.

"Iya pernah kesulitan air lima hari. Airnya kurang," paparnya.

Menurutnya, ketika datang musim kemarau air di Dukuh Kongkong memang selalu kurang. Hanya saja, lanjutnya, kemarau tahun ini lebih parah jika dibandingkan tahun sebelumnya.

"Di Kongkong setiap tahun sejak saya kecil sudah kesulitan air. Air bersih kurang mencukupi. Sudah sejak bulan Juli , musim kemarau agak parah sedikit," kata dia.

Baca juga: Saluran Air Tertimbun Longsor, 4 RW di Sumedang Kekurangan Air

Terkadang jika sulit mendapatkan air, dia terpaksa mengambil air di belik atau sumber air kecil yang ada di kampungnya.

"Jadi saya harus irit, kadang ngambil dari belik-belik. Mandi sehari sekali, ditakar untuk satu ember. Untuk minum beli isi ulang," paparnya.

Hal yang sama juga dikatakan Rio warga RW 03 Dukuh Kongkong yang lain. Menurutnya, warga yang tinggal di daerahnya banyak yang mengandalkan air dari pamsimas.

Namun, air yang dari pamsimas hanya mengalir dua hari sekali. Hal itu membuat warga terpaksa berhemat menggunakan air.

"Nyalanya satu hari sekali, sekarang nyala, besoknya nggak nyala. Besoknya nyala lagi," imbuh dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Regional
Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Regional
Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Regional
Peringati 'Mayday 2024', Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Peringati "Mayday 2024", Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Regional
Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Regional
Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Regional
Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Regional
Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat 'Take Off' Cuacanya Normal

Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat "Take Off" Cuacanya Normal

Regional
Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Regional
Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Regional
Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Regional
Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com