Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Akses Jalan Gereja di Jambi Ditutup, Mediasi Gagal

Kompas.com - 31/07/2023, 05:49 WIB
Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

JAMBI, KOMPAS.com – Mediasi untuk mencari solusi penutupan akses jalan menuju Gereja Pentakosta Indonesia (GPI) di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi masih nihil.

Sejumlah pemilik lahan tetap bersikukuh tidak menjual lahannya kepada pengurus gereja.

Apabila mediasi menemui jalan buntu, maka pembangunan gereja tersebut terancam batal. Sebagian besar yang hadir mediasi menyarankan agar lokasi pembangunan gereja dipindah.

Baca juga: Pemilik Lahan di Jambi Tutup Akses Jalan Menuju Gereja, Jemaat Jalan Kaki Ratusan Meter

Pihak yang hadir dalam mediasi adalah pemilik lahan yang berbatasan dengan gereja, Pendeta GPI, Royanto Situmorang, Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi, ST lalu Anggota DPRD Kabupaten Muarojambi, Robinson Sirait, Kapolsek Sungai Bahar, Iptu Aryo Ginting dan Kepala Desa Suka Makmur, Wahyudi Kusrianto.

“Dari semua pemilik lahan yang hadir, tidak berkenan menjual tanah ke pengurus gereja untuk dibangun jalan,” kata Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi, ST melalui pesan singkat, Minggu (30/7/2023).

Alasan pemilik lahan tidak menjual tanah beragam. Mulai dari adanya kuburan sampai dengan terjadinya miskomunikasi dan ketersinggungan antara pemilik lahan dengan pihak gereja.

Pembangunan pondasi gereja sudah dimulai sejak Maret 2023 lalu. Meskipun belum permanen, bangunan gereja sudah berdiri dengan tiang bambu, atap terpal dan dinding plastik. Bahkan sudah berbulan-bulan digunakan jemaat untuk beribadah pada hari Minggu.

Lokasi gereja yang berada di tengah-tengah kebun sawit memang tidak memiliki akses jalan umum. Sebelah Utara gereja berbatasan dengan lahan milik Kardi, sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik Agus.

Sedangkan di sebelah Barat, lokasi gereja berbatasan dengan gedung Poriendas milik Nyonya Sihotang yang kini sudah dibangun tembok beton. Sebelah Timur gereja berbatasan dengan lahan milik Qomaruddin.

Saat membeli lahan di tengah-tengah kebun itu, pihak gereja secara lisan telah dijanjikan broker tanah akan ada akses jalan. Sehingga pihak gereja pun mau membeli lahan tersebut.

Sejarahnya, kata Camat, area kebun seluas tiga perempat hektar pada zaman transmigrasi era Presiden Soeharto, memang diperuntukkan untuk lahan pangan. Sehingga tidak ada jalan menuju area tersebut.

Seiring perubahan zaman, lahan itu sudah sesak dengan perumahan bahkan gereja yang belakangan ini baru dibangun.

Muncul opsi jalan alternatif

Berdasarkan hasil mediasi, ada 4 alternatif akses jalan. Namun dari jumlah itu, 2 sudah ditolak warga atau pemilik lahan.

Akses jalan pertama telah ditolak pemilik lahan bernama Ahay, pengusaha yang tinggal di Jambi. Sebagai bentuk penolakan, dia membangun parit gajah di area kebunnya, agar jemaat tidak bisa mengakses gereja.

Memang lahan Ahay tidak berbatasan langsung, karena di antara gereja dan lahan Ahay, ada pemilik lahan lain yang berbatasan langsung, yaitu Kardi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com