Ia bercerita di hari kejadian, pelaku yang sudah bercerai dengan istrinya datang menginap untuk makan sahur bersama.
Ternyata pelaku kembali mematik pertengkaran keluarga di depan kedua anaknya.
RP kemudian menganiaya IS dan secara spontan mengambil senjata tajam di dapur dan menyerang korban.
Kedua bocah itu pun melihat sang ibu bersimbah darah akibat perbuatan ayahnya.
Sulastri yang saat itu tengah bekerja, terkejut ketika mendengar kabar IS menjadi korban penganiayaan RP.
"Saya baru mau mulai bekerja, tahu-tahu saya dipanggil suruh pulang. Setibanya di rumah pukul 21.00 WIB, IS sudah terkapar bersimbah darah di hadapan kedua anaknya," ujar Sulastri.
Korban sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit selama tujuh hari.
"Saya masih sempat merawatnya (IS) saat dirawat di rumah sakit selama 7 hari, sebelum akhirnya meninggal," tambahnya.
Menurut Sulastri, saat masih dalam perawatan IS sempat siuman dan Sulastri pun mencoba menanyakan apa yang terjadi padanya.
Namun IS enggan menceritakan peristiwa itu hingga menghembuskan napas terakhir.
"Sang ibu sebelum meninggal hanya berwasiat, jangan sampai T dan S dibawa ayahnya," ungkapnya.
Karena alasan tersebut, sampai kini jika ada yang ingin meminta izin untuk membawa dan merawat dua cucunya, Sulastri tidak mengizinkan.
Baca juga: Bapak dan Kakak di Lampung Bunuh Anak Depresi, Korban Dilaporkan Bunuh Diri
Sejak peristiwa itu, T yang kini duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar harus membantu Sulastri bekerja sebagai buruh serabutan tebas tebu panggilan.
"Kalau ada orang nyuruh ya saya kerja, misal musim panen tebu, saya bisa menadapat uang Rp 80.000 hingga Rp 100.000," kata Sulastri, Senin (24/7/2023).
Penghasilan tersebut, diakui Sulastri, tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi saat bukan musim panen tebu, ia harus mencari pekerjaan serabutan dengan upah sekadarnya untuk menyambung hidup mereka.
Sulastri menyebut bahwa kedua cucunya akhirnya meminta bantuan pada Presiden dan Kapolri karena pelaku tak kunjung tertangkap.
Sejak dilaporkannya kejadian itu pada 2015 lalu, tidak ada tindakan bahkan pelaku masih berkeliaran bebas tanpa tanggung jawab.
"Kedua cucu saya dan keluarga besar sudah setuju jika sang ayah ditangkap dan dipenjara. Namun tidak ada kepastian dari polisi hingga saat ini," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi 'Kabulkan' Keinginan 2 Bocah di Lampung yang Minta Ayahnya Ditangkap karena Bunuh sang Ibu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.