"Uang bukan segala-galanya, hasil bumi ini sebagai penanda, nanti kita nikmati bersama-sama," kata Isrodin.
Selain itu, ada pesan tersirat bahwa untuk menempuh pendidikan itu butuh perjuangan. Harapannya, para orangtua yang rata-rata berlatar belakang ekonomi bawah ini tergerak untuk terus berupaya menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang tinggi.
Pasalnya, dahulu banyak anak-anak dusun setempat yang terpaksa putus sekolah karena orangtua tak memiliki biaya.
"Pendidikan tidak ada (yang betul-betul) gratis. Orangtua jangan pasrah, ini bagian dari bahwa pendidikan butuh perjuangan, menanam pisang, singkong dan lainnya juga butuh proses," kata Isrodin.
Untuk diketahui, MTs Pakis ini dikelola secara swadaya oleh para relawan. Adapun untuk kurikulumnya menginduk pada MTs Maarif NU 2 Cilongok yang berada di Desa Panembangan.
Di sekolah ini para siswa tidak hanya belajar mata pelajaran yang ada di kurikulum.
Baca juga: Cerita Sekolah SDN Rek Kerrek 4 Disegel Pemilik Tanah, Siswa Terpaksa Belajar di Rumah Warga
"Siswa belajar pertanian, peternakan, memotret keanekaragaman hayati. Jadi selain pendidikan umum, siswa juga belajar soal kehidupan," ujar Isrodin.
Harapannya, para siswa ini dapat menggali potensi ekonomi yang ada di kampungnya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warga setempat.
"Anak desa harus bisa menghadapi perkembangan zaman, tapi tidak menghilangkan kedesaannya," pesan Isrodin kepada para wali murid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.