Salin Artikel

MTs Pakis, Sekolah Gratis untuk Anak Pinggir Hutan Banyumas, Pendaftaran Cukup Pakai Hasil Bumi

Demikian pula di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis, Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Sekolah gratis yang diperuntukkan bagi anak-anak tidak mampu di pinggir hutan ini telah menerima delapan peserta didik baru.

Sekolah ini berada di kaki gunung yang berjarak sekitar 20 kilometer arah barat daya dari ibu kota kabupaten di Purwokerto.

Seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, pendaftaran siswa baru cukup dengan hasil bumi yang dimiliki.

Pada Rabu (12/7/2023) pagi, para orangtua dan calon siswa datang ke sekolah. Ada yang membawa setandan pisang, labu, beberapa ikat singkong, kelapa dan sayuran.

Salah satu wali murid, Sakinah (57) yang membawa labu ini memilih mendaftarkan anaknya, Amira (12), ke sekolah tersebut karena tidak perlu mengeluarkan biaya.

"Karena saya anaknya banyak, enggak bisa cari biaya untuk menyekolahkan," ucap perempuan yang memiliki 13 anak ini saat ditemui, Rabu.

Bahkan, empat anaknya yang lain telah lebih dulu menyelesaikan pendidikan di sekolah berkonsep alam ini.

"Kalau harus menyekolahkan anak di bawah (kota kecamatan) enggak mampu. Bagi saya yang penting anak bisa sekolah, tidak buta huruf," kata perempuan yang bekerja sebagai buruh tani ini.

Sakinah mengatakan, untuk biaya transportasi saja harus mengeluarkan Rp 500.000 per bulan. Pasalnya tidak ada angkutan umum dari desanya ke sekolah tersebut.

Dengan bersekolah di MTs Pakis, anak Sakinah cukup berjalan kaki sekitar 15 menit dari tempat tinggalnya du Dusun Karanggondang, Desa Sambirata.

Hal Senada disampaikan Darsim, yang membayar pendaftaran dengan pisang hasil panen dari pekarangan rumahnya.

"Saya repot kalau harus antara jemput, jadi mending sekolah di sini, dekat dan gratis," ujar penjual cilok keliling ini.

Koordinator MTs Pakis, Isrodin mengatakan, pendaftaran dengan hasil bumi ini sebagai penanda ikatan antara orangtua yang menyerahkan anaknya untuk menempuh pendidikan di sekolah.

"Uang bukan segala-galanya, hasil bumi ini sebagai penanda, nanti kita nikmati bersama-sama," kata Isrodin.

Selain itu, ada pesan tersirat bahwa untuk menempuh pendidikan itu butuh perjuangan. Harapannya, para orangtua yang rata-rata berlatar belakang ekonomi bawah ini tergerak untuk terus berupaya menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang tinggi.

Pasalnya, dahulu banyak anak-anak dusun setempat yang terpaksa putus sekolah karena orangtua tak memiliki biaya.

"Pendidikan tidak ada (yang betul-betul) gratis. Orangtua jangan pasrah, ini bagian dari bahwa pendidikan butuh perjuangan, menanam pisang, singkong dan lainnya juga butuh proses," kata Isrodin.

Untuk diketahui, MTs Pakis ini dikelola secara swadaya oleh para relawan. Adapun untuk kurikulumnya menginduk pada MTs Maarif NU 2 Cilongok yang berada di Desa Panembangan.

Di sekolah ini para siswa tidak hanya belajar mata pelajaran yang ada di kurikulum.

"Siswa belajar pertanian, peternakan, memotret keanekaragaman hayati. Jadi selain pendidikan umum, siswa juga belajar soal kehidupan," ujar Isrodin.

Harapannya, para siswa ini dapat menggali potensi ekonomi yang ada di kampungnya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warga setempat.

"Anak desa harus bisa menghadapi perkembangan zaman, tapi tidak menghilangkan kedesaannya," pesan Isrodin kepada para wali murid.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/13/105653878/mts-pakis-sekolah-gratis-untuk-anak-pinggir-hutan-banyumas-pendaftaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke