KOMPAS.com - Kepala Desa (Kades) Gedaren, kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bernama Udin Diantara (54) mengungkap kisahnya yang pernah menjadi penjual minuman keras (miras).
Udin menceritakan kisahnya sebelum menjadi kades, dulunya dia pernah menjual miras jenis ciu untuk membiayai sekolahnya hingga lulus S2.
Bahkan, saat kampanye di pilkades serntak Klaten, dia terang-terangan kepada warga bahwa pernah menjadi penjual ciu.
"Dulu saya usaha miras (ciu), untuk biaya pendidikan saat itu," ujar Udin pada Sabtu (8/7/2023), dilansir dari Tribunnews.
Saat berkampanye pun, ia juga mengungkapkan diri ke masyarakat ia bukan dari latar belakang orang baik.
"Saat kampanye saya juga selalu bilang, mohon maaf bapak saya hadir dari orang tidak baik. Saya terangkan saya (mantan) penjual miras," paparnya.
Baca juga: 6 Pasutri Berebut Kursi Kepala Desa dalam Pilkades Gelombang Pertama di Klaten
Udin juga membiarkan warga memilih sesuai keinginan masing-masing, karena sekarang masyarakat sudah cerdas dalam memilih.
Saat berjualan ciu, Udin mengaku mendapat tantangan dari keluarga besarnya.
Namun ia memilih tetap berjualan miras demi membayar uang untuk sekolah.
"Sempat protes keluarga, dibilangin jangan bikin malu keluarga. Ditanyain butuh berapa saya tidak mau, saya pilih pakai kaki sendiri," paparnya.
Selama empat tahun ia berjualan miras dan setelah pendidikannya selesai, ia menutup usahanya tersebut.
Udin sendiri selesai menempuh pendidikan S1 dan S2 di bidang hukum.
Ia sendiri maju pilkades karena desakan warga, dikarenakan orang tuanya sebelumnya juga pernah menjadi kepala desa setempat.
Baca juga: Kronologi Kades Digerebek Selingkuh dengan Istri Orang, Bawa Ambulans ke Vila di Sukabumi
"Orang tua pernah juga menjabat kepala desa, tapi saya tidak tertarik. Sampai orang tua angkat datangi saya minta saya maju, akhirnya saya meng iya kan," ungkapnya.
Udin sendiri mengiyakan permintaan maju dalam pilkades Gedaren, namun ia juga memiliki syarat yakni tanah bengkok bagiannya dikembalikan lagi ke masyarakat.