SEMARANG, KOMPAS.com - Banjir rob masih menjadi masalah menahun di pesisir Pantai Utara Jawa Tengah (Jateng) yang tak kunjung usai.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyebutkan, selain penurunan permukaan tanah, rob di pesisir Pantura juga diperparah dengan pengambilan air bawah tanah guna kebutuhan industri.
Hal ini diungkapkan usai membuka Musyawarah Daerah VIII Perkumpulan Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) DPD Jateng-DIY-Kalteng, di Hotel Santika Semarang, Rabu (5/7/2023).
"Kondisi yang terjadi rob di Pantura disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah penurunan permukaan tanah, kondisinya struktur tanahnya mudah turun. Ini diperparah dengan adanya pengambilan air yang berlebihan," ujar Sumarno.
Pihaknya mengakui bahwa banjir rob di pesisir Pantura ini masih menjadi pekerjaan rumah Pemprov Jateng.
Menurutnya, hampir semua perusahaan di pesisir Pantura, khususnya Kota Semarang dan Kabupaten Demak, menggunakan air tanah untuk menunjang aktivitas industri.
Akan tetapi, pihaknya tidak bisa serta merta menghentikan penggunaan air tanah yang sudah berjalan lama secara tiba-tiba.
"Pengambilan air tanah ini secara existing sudah ada karena kawasan industri di Jateng hampir semua di Pantura kebanyakan menggunakan air tanah. Sehingga kita tidak bisa menghentikan (tiba-tiba)," imbuh Sumarno.
Untuk itu, pihaknya mendorong pelaku industri di kawasan pesisir untuk mengganti air bawah tanah dengan air baku yang berasal dari sumber air permukaan. Ini merupakan solusi jangka panjang persoalan banjir rob.
Saat ini penyediaan air baku penunjang aktivitas industri di kawasan pesisir tengah diupayakan bersama Kementerian PUPR.
Yakni, dengan pembuatan bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, serta optimalisasi Waduk Jatibarang dan kolam retensi di Kota Semarang
"Tapi kita memikirkan bagaimana ini disubtitusi dengan air baku. Maka kami koordinasi dengan PUPR untuk pembuatan bendungan untuk penyediaan air baku. Waduk Jatibarang juga, kolam retensi di Semarang juga. Kalau sudah, baru kita subtitusi dengan air baku," pungkas Sumarno.
Baca juga: Monumen Ketenangan Jiwa, Saksi Bisu Perang Lima Hari di Semarang Terancam Ditenggelamkan Rob
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.