KOMPAS.com - Kasus inses ayah dan anak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), membuat heboh.
Ayah berinisial R (57) menyetubuhi anak kandungnya, E (26), sejak 2013. Dari hubungan sedarah ini terlahir tujuh bayi yang kemudian dibunuh oleh R.
Lantas, mengapa istri R yang juga ibu E tak melaporkan kasus ini ke polisi?
Berita lainnya, mayat terbungkus karpet ditemukan di bawah jembatan jalan Tol Solo - Ngawi Kilometer 557, Jawa Timur (Jatim), Kamis (29/6/2023) petang.
Beberapa hari sebelumnya, warga di Kabupaten Ponorogo, Jatim, menemukan bercak darah di sebuah rumah kontrakan Dusun Jatisari, Desa Semanding, Jumat (23/6/2023).
Karpet di rumah itu hilang. Dugaan ada keterkaitan antara kasus di Ponogoro dan temuan mayat di Ngawi pun muncul karena warna karpet tersebut identik.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Sabtu (2/7/2023).
Inses yang dilakukan oleh R dan E di Banyumas berlangsung 2013.
Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu mengatakan, kasus ini baru terungkap karena S, istri R yang juga ibu E, diancam dibunuh oleh sang suami.
Tak hanya S, E pun turut diancam oleh R bila tak mengikuti kemauannya.
"Ketika melakukan hubungan badan ini di bawah tekanan dan diancam akan dibunuh," ujarnya, Jumat (30/6/2023).
Di samping itu, S juga tak lagi tinggal serumah dengan R. Untuk diketahui S merupakan istri ketiga R. Adapun istri pertama dan kedua diceraikan oleh R.
Baca selengkapnya: Alasan Keluarga Tak Laporkan Hubungan Inses Ayah dan Anak di Banyumas, Ini Pengakuan Sang Istri
Karpet merah menjadi penghubung dua kasus, yakni temuan mayat di bawah jembatan jalan Tol Solo - Ngawi dengan temuan bercak darah di rumah kontrakan di Ponorogo.
Mayat di Ngawi ditemukan terbungkus karpet merah. Jasad sudah membusuk, korban diperkirakan sudah meninggal sekitar enam hari.
Sementara itu, di Ponorogo, warga menemukan bercak darah di pintu dan jendela di sebuah rumah kontrakan. Pengontrak rumah tersebut hilang, begitu pun dengan karpet merah di rumah itu.
"Kemungkinan besar ada kaitannya dengan kasus di Ponorogo. Barang temuan karpet yang membungkus itu identik dengan karpet yang dimiliki oleh pemilik kontrakan yang di Ponorogo,” ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Ngawi Agung Joko Haryono, Jumat.
Perkiraan adanya kecocokan kasus semakin menguat, pasalnya polisi juga menemukan sarung bantal dan kain sarung di jasad korban. Selain karpet, barang yang hilang dari rumah kontrakan di Ponorogo adalah dua bantal.
Baca selengkapnya: Mencari Benang Merah antara Mayat Terbungkus Karpet di Ngawi dan Bercak Darah di Ponorogo