Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tabungan Murid di Pangandaran, Koperasi Mengaku Tiap Bulan Tagih Utang ke Oknum Guru

Kompas.com - 21/06/2023, 16:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tim khusus yang dibentuk Bupati Pangandaran menyebut jumlah tabungan siswa yang belum dibayarkan mencapai Rp 7,47 miliar.

Jumlah tersebut ada di dua kecamatan yakni Cijulang dan Parigi.

Hal tersebut disampaikan ketua tim khusus penyelesaian tabungan mandek yang juga sebagai Kepala Inspektorat Pangandaran, Apip Winayadi

Menurut data yang dihimpun tim khusus, untuk Kecamatan Cijulang, jumlah uang tabungan siswa yang mandek ada di koperasi dan dipinjam guru.

Di koperasi, uang mandek mencapai Rp 2,309 miliar. Sementara uang yang dipinjam guru, jumlahnya Rp 1,372 miliar. Totalnya mencapai Rp 3,67 miliar.

Baca juga: Tabungan Rp 5 Miliar Siswa SD Pangandaran Tak Bisa Cair, Guru Diminta Segera Lunasi Pinjaman

Untuk wilayah Parigi, tabungan siswa yang mengendap ada di dua koperasi dan dipinjam guru.

Di Koperasi HPK, jumlahnya mencapai 2,487 miliar dan di Koperasi HPR sebesar 1,416 miliar.

Sementara pinjaman di guru mencapai Rp 77,6 juta. Total tabungan yang mandek di Kecamatan Parigi mencapai Rp 3,8 miliar.

Koperasi mengaku tiap bulan menagih ke rumah guru

Pihak Koperasi Tugu Cijulang pun angkat suara terkait hal tersebut. Ternyata kemacetan pinjaman berawal sejak tahun 2017 saat pembayaran gaji guru menjadi non tunai.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Koperasi Tugu Cijulang di Kabupaten Pangandaran Sobirin.

"Pembayaran gaji, dulu kan tunai melalui bendahara. Tapi, tiba-tiba diubah menjadi non tunai melalui rekening," ujar Sobirin kepada sejumlah wartawan di kantor Koperasi Tugu Cijulang, Rabu (21/6/2023) siang.

Dari awal kebijakan itu, uang gaji tersebut dipegang langsung oleh anggota koperasi yang merupakan seorang guru.

Baca juga: Uang Rp 7,47 M Milik Siswa Pangandaran Tak Cair, Begini Alur Tabungan dari Siswa ke Koperasi

"Nah, mungkin karena mental anggota yang kurang baik. Sehingga, mereka malas untuk membayar setor ke kota (koperasi tugu Cijulang)," katanya.

Ia menjelaskan rata-rata yang meminjam uang ke koperasi tugu Cijulang itu adalah para guru.

"Karena, anggota kita kan guru ditambah mantan guru yang sudah pensiun," ucap Sobirin

Selain para guru, ia mengaku ada juga beberapa peminjam yang bukan seorang guru.

"Memang ada (bukan guru), dulu kan ada kebijakan kita yang sesuai RAT," ujarnya.

Kebijakan tersebut diterapkan oleh ketua koperasi waktu itu dengan perjanjian kemitraan.

"Kita menyimpan modal di lembaga usaha yang lain untuk sama-sama saling mendapatkan keuntungan. Jadi, nanti ada sharing profit," kata Sobirin.

Baca juga: Uang Tabungan Rp 5 M Tak Kembali, Orangtua Siswa SD Pangandaran Merugi

Sobirin mengaku semenjak mengalami kemacetan, pihaknya sudah melakukan langkah dan upaya untuk menagih uang ke yang bersangkutan.

"Pertama, kita sudah memanggil mereka untuk menagih. Tidak berhasil menagih dengan memanggil, kita datangi mereka ke rumah-rumahnya," ujar Sobirin.

Hampir setiap bulan, pihaknya menagih ke guru yang mempunyai sangkutan dengan mendatangi rumahnya.

Penagihan terus dilakukan hingga sekarang.

"Tapi, jawaban guru (yang bersangkutan), iya-iya saja. Bahkan yang paling ngeri kita menagih ke sana, malah kita yang dimarah-marahin," katanya.

Ia juga menjelaskan penagihan dilakukan melalui kerja sama dengan pihak konsultan penagih yang sudah ditawarkan oleh Forkopimda Pangandaran.

Baca juga: Tabungan Siswa SD Pangandaran yang Tak Bisa Dicairkan Ternyata Capai Rp 5 Miliar

"Bahkan, kami sudah menyatakan siap. Tapi, sampai saat ini Forkopimda belum ada pendampingan untuk menagih uang itu," ucap Sobirin.

Selain itu, Koperasi Tugu Cijulang juga sudah mengundang pihak lain yang sudah ditunjuk untuk mencoba memberikan penjelasan bahwa uang yang dipinjam ini wajib untuk dibayar.

"Tapi, anggota ada yang nurut dan ada yang tidak," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Candra Nugraha | Editor : Gloria Setyvani Putri), Tribun Jabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com