DOMPU, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau petani untuk membatasi penanaman padi.
Imbauan itu menyusul persediaan air di sejumlah daerah aliran sungai (DAS) menjelang musim tanam kedua tahun ini mulai mengalami penyusutan akibat kemarau.
"Kita wanti-wanti terutama petani untuk musim tanam kedua ini tidak menanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi, tetapi sebisa mungkin tanam palawija," kata Kepala Pelaksana BPBD Dompu Tajuddin HIR saat dikonfirmasi Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Kekeringan, 30 Desa di Dompu NTB Berisiko Krisis Air Bersih
Tajuddin HIR menjelaskan, tanaman palawija seperti kacang dan kedelai, selain usia panennya jauh lebih cepat, juga tidak membutuhkan banyak air.
Risiko gagal panen pada tanaman pertanian tersebut juga sangat minim.
Sementara untuk tanaman padi, risiko gagal panen akibat kurangnya pasokan air di masa pertumbuhan disebut cukup tinggi.
"Kalau dipaksakan tanam padi risikonya bisa gagal panen," ujarnya.
Baca juga: Dompu KLB Rabies, Balita Dirawat Usai Digigit Kucing
Tajuddin HIR mengatakan, jika musim kemarau berdampak pada krisis air bersih bagi masyarakat di sejumlah wilayah, maka BPBD bersama instansi terkait bisa saja melakukan upaya penanggulangan dengan pendistribusian air.
Namun, untuk sektor pertanian, pihaknya tak bisa berbuat banyak. Karenanya, menjelang musim tanam kedua ini pihaknya mengingatkan agar petani tidak semuanya menanam padi.
"Nanti juga kami akan koordinasi dengan Dinas Pertanian, supaya daerah yang air irigasinya tidak memungkinkan untuk tanam padi sebaiknya dilarang, karena kasihan nanti petaninya harus gagal panen," kata Tajuddin HIR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.