KOMPAS.com - Limbah industri alkohol jenis ciu mencemari Sungai Bengawan Solo sejak beberapa waktu terakhir.
Akibatnya, PDAM Surakarta menghentikan pengolahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi, Jumat (16/6/2023).
Penghentian dilakukan lantaran air Sungai Bengawan Solo tidak memungkinkan diolah menjadi air bersih.
Aliran air di Sungai Bengawan Solo berbau dan air berubah warna menjadi hitam pekat.
Humas Perumda Air Minum Toya Wening, Bayu Tunggul, mengatakan, pihaknya mematikan pompa intake pada pukul 05.30 sehingga proses pengolahan berhenti.
Baca juga: Benda Diduga Mortir Aktif Ditemukan di Sungai Oya Gunungkidul
Meski pengolahan berhenti, Bayu memastikan suplai air ke pelanggan tetap aman.
Dia melanjutkan, penghentian IPA Semanggi akibat air baku Sungai Bengawan Solo tercemar limbah industri alkohol.
"Air baku berwarna hitam, berbau menyengat, dan hasil pengolahannya tidak sesuai baku mutu Permenkes Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum," ungkapnya dilansir dari Tribunjateng.com, Jumat.
Bayu melanjutkan, pencemaran di Sungai Bengawan Solo, khususnya di intake Semanggi yang berada di Kadokan, Sukoharjo, sangat memprihatinkan.
Meskipun begitu, pihaknya memastikan penghentian instalasi pengolahan air ini tidak akan berdampak terhadap layanan pelanggan PDAM.
Mengingat reservoar yang dimiliki PDAM masih mencukupi.
"Tetapi jangan khawatir suplai pasokan ke pelanggan masih aman karena posisi reservoar masih penuh."
Baca juga: Banyak Ikan Mabuk Muncul di Permukaan Sungai Bengawan Solo, Diduga akibat Limbah
"Kami harapkan kondisi ini tidak terlalu larut sehingga dapat berproduksi kembali," ujarnya.
Fenomena yang dikenal masyarakat bantaran Sungai Bengawan Solo dengan sebutan bladu itu sudah terjadi 3-4 kali pada Juni 2023.
Fenomena tersebut sering dirasakan warga bantaran tepatnya di Kampung Sewu, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.