Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Bima Akan Tutup Tambang Galian C yang Memicu Retakan Tanah

Kompas.com - 13/06/2023, 08:57 WIB
Junaidin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan menutup aktivitas tambang galian c yang berada di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kecamatan Bolo.

Langkah ini diambil menyusul kegiatan itu diduga menjadi salah satu pemicu retakan tanah yang telah merusak lima rumah warga di wilayah tersebut.

"Aktivitas tambang itu nanti akan dihentikan," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Sekretariat Daerah (Setda) Bima, Suryadin kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).

Baca juga: Retakan Tanah di Bima Diduga akibat Aktivitas Tambang dan Gempa

Suryadin mengatakan, penghentian aktivitas tambang ini sesuai rekomendasi yang diberikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG).

Menurutnya, jika pengerukan material tanah dan batuan dibiarkan berlanjut akan sangat berisiko terhadap areal permukiman warga. Apalagi 30 meter di bawah permukaan tanah itu terdapat sedimen yang lunak.

Baca juga: BMKG Temukan 15 Titik Panas di Bima dan Dompu

Kondisi ini juga diperparah oleh bekas retakan tanah yang terjadi akibat gempa bumi pada 2 April 2023 lalu.

"Kalau dari penelitian itu masih berpotensi untuk terjadi gerakan tanah susulan, karena itu sosialisasi penting dilakukan agar masyarakat lebih memahami dan mengenal gerakan tanah tersebut," ujarnya.

Di samping penutupan aktivitas tambang oleh pemerintah daerah, upaya mandiri bisa saja dilakukan warga untuk mengurangi tingkat retakan, seperti menghindari resapan air di lokasi retakan, melakukan penimbunan serta memulihkan ekosistim kawasan dengan menanam pohon.

"Ada rekomendasi juga dari tim agar menjaga vegetasi atau pepohonan di sana. Karena dengan vegetasi yang akarnya besar dan menghujam ke dalam itu akan bisa mengikat tanah, artinya memperkuat kestabilan lereng," kata Suryadin.

Sebelumnya, fenomena alam berupa retakan tanah merusak lima rumah warga di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Fenomena itu terjadi sejak 23 Mei 2023 lalu, dan sampai saat ini retakan masih terus meluas hingga mengancam permukiman warga setempat.

"Retakan masih terus bergerak, dan sudah lima rumah warga yang rusak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima, Isyrah saat dikonfirmasi, Selasa (6/6/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com