Billy mengatakan, pihaknya di Kampung Yoboi mempromosikan hutan sagunya sebagai salah satu lokasi destinasi wisata yang ada di kampung tersebut.
Bahkan, hutan sagu di Kampung Yoboi kini dijadikan sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Festival Ulat Sagu yang diselenggarakan setiap tahunnya.
“Kami manfaatkan hutan sagu yang kita punya untuk mempromosikan wisata alam, sekaligus kuliner lokal, baik sagu maupun ulat sagu yang ada di dalam pohon sagu,” ucapnya.
Baca juga: Ikuti Google Maps Lewat Bukit Menoreh yang Ekstrem, Truk Angkut Sagu Terguling di Tanjakan
Akademisi pengamat budaya sekaligus dosen di Universitas Papua, Yafed Syufi menjelaskan bahwa pohon sagu dapat memberikan kehidupan bagi makhluk hidup.
Oleh karena itu, menurut doktor lulusan Universitas Udayana Bali ini, menjaga dan melestarikan hutan sagu sebagai salah satu pangan lokal di tanah Papua sangat diperlukan.
“Pohon sagu dapat memberikan kehidupan bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan dan menjadi salah satu makanan lokal di tanah Papua yang harus dilindungi,” jelasnya saat dihubungi secara terpisah melalui sambungan telepon, Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Cerita Kek Sapar, Penggarap Pertama di Lahan PTPN 4 yang Memilih Terima Sagu Hati
Menurutnya, gerakan mengonsumsi sagu harus dimulai dari keluarga dan di setiap kampung, sehingga sagu menjadi salah satu makanan pokok yang terus dikonsumsi setiap harinya.
“Dengan dikonsumsi setiap hari, maka kita akan menjaga dan ikut mendorong sagu sebagai salah satu makanan lokal yang ada di tanah Papua,” ucap Yafed.
Dia memberikan apresiasi dan dukungan terhadap Pemda Kabupaten Jayapura yang akan mendorong sagu sebagai salah satu pangan lokal di Papua. Apalagi di Kabupaten Jayapura, merupakan salah satu daerah yang banyak ditemukan pohon sagu.
“Saya rasa langkah Pemda Jayapura sangat bagus, sehingga perlu mendapatkan dukungan semua pihak, terutama masyarakat adat di sana, sehingga sagu menjadi salah satu makanan pokok dan pangan lokal di Kabupaten Jayapura,” kata Yafed.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.