Selain itu, pemerintah setempat juga akan melakukan pemusnahan selektif terhadap hewan liar.
Kasus rabies di Pulau Timor, NTT, pertama kali ditemukan di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, tempat salah satu korban meninggal dunia.
Sejauh ini, Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan masih melakukan “observasi” untuk mengetahui asal virus rabies itu.
Kasus rabies di Kabupaten TTS terungkap setelah Balai Besar Veteriner Denpasar mengeluarkan laporan hasil uji laboratorium dari sampel organ anjing yang mengigit seorang warga pada 28 Mei.
Anjing itu terkonfirmasi positif rabies.
Baca juga: Warga TTS yang Meninggal akibat Rabies, Sempat Lerai Anjing yang Saling Gigit
Sebelum rabies menyebar di Desa Fenun, warga mengaku “tidak tahu sama sekali” tentang gejala yang ditimbulkan virus itu ketika menginfeksi manusia.
Kini setelah satu warganya meninggal dan puluhan lainnya diduga terinfeksi rabies warga merasa takut dan khawatir.
"Kalau kita lihat masyarakat sedikit panik dengan situasi seperti ini, artinya kalau keluar jalan juga selalu hati-hati," kata Kepala Desa Fenun, Antonius Tefa, yang dihubungi wartawan Eliazar Robert, Rabu (31/5).
Warga beraktivitas seperti biasa, kata Antonius, tapi pada malam hari mereka selalu membawa senjata tajam, seperti parang ketika keluar rumah untuk berjaga-jaga jika mendadak diserang anjing.
Ketika bertemu anjing liar, warga langsung mengejar dan membunuh anjing itu.
Baca juga: Cegah Rabies, Warga Satu Desa di TTS Diwajibkan Ikat Anjing Peliharaan
"Dalam beberapa hari ini sudah ada sekitar empat atau lima ekor anjing liar yang dibunuh masyarakat," ujar Antonius.
Setelah rabies mewabah di Desa Fenun, semua anjing peliharaan warga langsung diikat dan dikandangankan. Hewan liar yang ditemukan berkeliaran di dalam desa pun akan langsung dimusnahkan.
Tidak boleh ada hewan yang dibawa dari luar atau masuk ke Desa Fenun karena statusnya kini diisolasi.
Meskipun demikian, hingga Rabu (31/05) siang, Antonius mengatakan belum ada vaksinasi untuk anjing.
Hanya warga yang terkena gigitan yang sudah mendapatkan perawatan dari petugas puskesmas.
Kasus rabies yang saat ini mewabahdi Kabupaten TTS, pertama kali diketahui berasal dari Desa Fenun setelah seorang warganya berinisial AB (45 tahun) meninggal dunia.
Baca juga: TTS Waspada Rabies, 20 Warga Digigit Anjing dan Satu Orang Meninggal
Tumit kaki sebelah kanan AB digigit anjing pada April lalu dan baru sakit sebulan kemudian, menurut penjelasan Antonius.
Kecurigaan terhadap virus rabies baru disadari warga setelah beberapa ekor anjing liar, Antonius menyebut jumlahnya lebih dari lima, datang ke Desa Fenun pada awal Mei.
Anjing-anjing itu secara sembarang menyerang warga dan anjing-anjing lainnya. Tak lama, anjing-anjing itu mati dan mulutnya mengeluarkan busa.