Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2023, 18:52 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Metro merupakan bagian dari 15 kabupaten atau kota di Provinsi Lampung. Kota ini memiliki luas wilayah 73,21 kilometer persegi (km²) atau 0,2 persen luas Lampung.

Kota yang terdiri dari lima kecamatan dan 22 kelurahan tersebut memiliki jumlah penduduk 174,216 jiwa dengan jumlah 54.828 kepala keluarga (KK), serta angka dependency ratio atau rasio ketergantungan 42,32 persen.

Melansir Kompas.com, Rabu (2/6/2021), rasio ketergantungan dapat dikaitkan dengan komposisi umur penduduk di suatu daerah. Perhitungan rasio ketergantungan dapat menjadi gambaran indikator keadaan ekonomi negara, apakah sudah maju atau masih dalam tahap negara berkembang.

Dengan rasio ketergantungan 42,32 persen, Kota Metro telah memasuki bonus demografi atau jumlah penduduk usia produktif yang lebih besar daripada usia nonproduktif, yakni kalangan anak-anak dan lanjut usia (lansia).

Bonus demografi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Ramai soal Daftar Kereta Ekonomi yang Kursinya Tidak Dimodifikasi dan Tetap Tegak, Ini Kata KAI

Berdasarkan skenario optimis, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 329,13 juta pada 2045 dan mencapai 337,99 juta pada 2050.

Jumlah penduduk yang besar tersebut dapat dipertahankan dengan menjaga tingkat kelahiran pada replacement rate dan menjaga angka total fertility rate (TFR) atau jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan secara konstan setelah mencapai 2,0.

Pengendalian kuantitas penduduk menuju skenario optimistis berimplikasi pada perubahan struktur penduduk pada masa depan.

Pertama, jumlah penduduk produktif hingga tahun 2050 akan bertambah.

Kedua, Penurunan penduduk usia muda yang lebih lambat namun tetap meningkat setelah TFR berhasil ditahan.

Baca juga: Webinar UGM: Usia Muda Harus Mulai Waspada Diabetes Melitus

Ketiga, peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang berdampak pada peningkatan proporsi penduduk lansia (20 persen lebih banyak pada tahun 2045).

Angka kemiskinan rendah

Untuk diketahui, kota yang dipimpin oleh Wahdi Siradjuddin itu masuk dalam level tinggi pembangunan dengan angka kemiskinan rendah di Provinsi Lampung.

Menurut World Health Organization (WHO), indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia menempati urutan ke-130 dari 199 negara.

Kota Metro masuk pada level tinggi dalam IPM bersama Kota Bandar Lampung dari 15 kabupaten atau kota, dengan capaian 77,89 di tahun 2022.

Dari IPM tersebut, Kota Metro memiliki komposisi UHH sebesar 71,88 tahun yang artinya setiap bayi yang terlahir di kota ini mempunyai kesempatan untuk hidup sampai 72 tahun.

Baca juga: 3 Akibat Kekurangan Vitamin K pada Bayi

Setiap penduduk Metro usia 15 tahun pernah menempuh pendidikan sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas dengan rata-rata lama sekolah 10:98 tahun.

Setiap penduduk Metro usia 7 tahun mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sampai pada jenjang perguruan tinggi atau harapan lama sekolah 14,76 tahun.

Sementara itu, rata-rata lama sekolah 10,98 tahun. Rincian angka-angka tersebut menempatkan Kota Metro sebagai kota dengan nilai tertinggi di Provinsi Lampung.

Oleh sebab itu, Kota Metro memerlukan strategi untuk mengoptimalkan bonus demografi guna memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar.

Pertama, membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak dini dengan pendekatan siklus hidup.

Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Bagannya

Kedua, menciptakan lapangan kerja yang berkualitas untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Ketiga, meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Keempat, meningkatkan partisipasi kerja perempuan, serta kelima, menguatkan literasi keuangan dan investasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com