Anak-anak tersebut diantar orangtuanya setiap pagi sebelum berangkat bekerja. Mereka mayoritas adalah petani kelapa sawit.
"Kalau musim kemarau, orangtua mereka antar anaknya pagi-pagi betul ke sekolah. Tapi kalau hujan, siapa mau antar kalau jalanan tidak bisa dilewati. Itu sebabnya mengapa tidak ada murid kami datang di musim hujan," jelas Ponimah.
Kendala menuju sekolah tidak sebatas akses jalan yang buruk. Binatang seperti ular berbisa, babi hutan, sampai monyet ekor panjang ataupun Bekantan, sering dijumpai, dan menghalangi jalanan.
"Kita harus berhenti kalau ada binatang di tengah jalan, menunggu pergi dengan sendirinya. Kalau kita usir paksa, takutnya melawan dan melukai kita," imbuhnya.
Selain itu, keberadaan binatang tersebut sering mengagetkan orangtua murid. Banyak cerita anak-anak yang terjatuh dari motor dan terpaksa pulang karena seragam mereka kotor.
"Dan jangan heran kalau berkunjung ke sekolah kami, banyak murid yang tidak memakai sepatu atau nyeker. Jalanan jelek yang dilewati lama sekali kering kalau sudah diguyur hujan. Kalaupun bawa sandal, baru mereka pakai saat lewat jalanan yang kering," lanjutnya.
Baca juga: Cerita N47BA, Pesawat yang Terbang Saat Semua Awak Mungkin Sudah Mati
Sebenarnya, kata Ponimah, keadaan jalanan yang rusak dan kondisi murid SDN 012 Sei Banjar, seringkali disampaikan ke para pengambil kebijakan. Baik Bupati Nunukan, ataupun para anggota DPRD. Sayangnya, belum ada tindakan atau solusi atas masalah tersebut.
"Dari penjelasan Pemerintah, akses jalanan ke SDN 012 Sei Banjar adalah aksesnya Pemerintah Provinsi Kaltara. Pemkab tidak bisa membangun di sana. Maksud kami, tolonglah lihat kondisi anak-anak kami yang selalu tidak sekolah kalau hujan. Setidaknya, sampaikan keadaan yang begini ke Gubernur, supaya akses ke sekolah bisa bagus. Kasihan anak-anak, sudah puluhan tahun begini terus," sesalnya.
Merespons persoalan ini, Dinas Pendidikan Nunukan, telah memberikan dispensasi khusus untuk SDN 012 Sei Banjar.
Aktivitas belajar mengajar yang seharusnya dimulai pukul 07.15 wita, diperbolehkan mulai pukul 08.00 wita, menimbang jarak tempuh para murid, dan akses yang jelek.
"Untuk gedung sekolah kami, Alhamdulillah sudah dibangun tahun 2021. Tidak lagi bocor atau takut ambruk. Tapi saluran drainase buruk, dan kalau hujan, sekolah kami masih terendam. Tapi itu bukan yang kami keluhkan, akses menuju sekolah dan nasib pendidikan murid murid kami yang utama. Mohon para pengambil kebijakan melihat kasus ini dengan serius," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.