Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Rp 77 Juta yang Disimpan Kakek Sarneli Ditukarkan, Butuh 3 Hari untuk Menghitung

Kompas.com - 28/04/2023, 18:22 WIB
Rasyid Ridho,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Uang milik seorang kakek di Serang, Banten bernama Sarneli (75) yang sebelumnya disimpan di kamarnya ditukarkan ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinisi Banten, Jumat (28/4/2023).

Uang sebanyak Rp 77.183.000 tersebut ditukar karena sudah lusuh.

"Uangnya sudah lusuh, terlalu banyak lagi, jadi pengen dituker ke pecahan Rp100.000 atau Rp50.000," kata Marsai, keponakan Sarneli kepada wartawan di Kantor Perwakilan BI Banten, Jalan Raya Serang Pandeglang, Kota Serang, Jumat (28/4/2023).

Baca juga: Heboh soal Kakek di Serang Simpan Uang dalam Kamar Bertahun-tahun, Jumlahnya Lebih dari Rp 100 Juta

3 hari menghitung

Marsai menjelaskan, setelah menemukan uang lebih dari Rp 100 juta di kamar Sarneli, pihak keluarga langsung memilah dan menghitung jumlahnya.

Karena jumlahnya banyak, lanjut Marsai, proses perhitungan dan merapikannya memakan waktu tiga hari sebelum ditukarkan.

"Baru ini ditukarkan (dari total Rp104 juta), bertahap. Yang baru dirapikan ini Rp 77 juta sekian," kata Marsai.

Baca juga: Pedagang Nasgor di Serang Hamili Anak Kandung, Saat Bayinya Lahir Malah Dibuang gara-gara Cacat

Uang itu sebelumnya dikumpulkan Sarneli dari hasil menjual bebek, pemberian warga, dan bantuan dari pemerintah selama bertahun-tahun. 

Selama itu pula, uang tersebut disimpan di dalam kamar Sarneli di Lingkungan Karundang Lor, Kelurahan Karundang, Kecamatan Cipocokjaya, Kota Serang. 

Rencananya, kata Marsai, uang tersebut akan ditabung dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari Sarneli. 

"Intinya enggak ke mana-mana, buat Bapak Neli nya sendiri. Mungkin nanti ada yang ditaruh dulu, ditabung ke bank dulu," ujar dia 

Baca juga: Cek Uang Rp 100 Juta yang Disimpan Kakek Sarneli, BI: Beberapa Pecahan Tak Dapat Ditukarkan

BI fasilitasi

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Agus Hartanto mengatakan, uang milik Sarneli yang ditukarkan masih berlaku dengan pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. 

Namun, kondisi fisik uang yang ditukarkan dalam kondisi sudah lusuh. 

"Itu (uang yang ditukarkan) sudah masuk kriteria lusuh. Jadi nanti kita tukarkan dengan yang baru, yang lama nanti kita akan musnahkan diganti dengan yang baru lagi," kata Agus. 

Uang pecahan nominal kecil yang dibawa akan ditukarkan dengan nominal yang lebih besar. 

Namun, Agus menyerahkan kepada pihak keluarga untuk menentukan uang nominal apa yang diinginkan. 

Baca juga: Simpan Uang Rp 100 Juta Lebih, Kakek Sarneli Tak Pernah Kunci Rumahnya, 10 Tahun Sembunyikan di Tempat Ini

"Kami juga akan menawarkan, kalau uang tunai kan agak bahaya, mungkin sebagian tunai sebagian kita bantu transfer," ujar Agus. 

Sebelumnya, lanjut Agus, tim dari Pengelolaan Uang Rupiah BI Provinsi Banten pada Kamis (27/4/2023) kemarin telah mengunjungi rumah keluarga Sarneli untuk mengedukasi. 

Sehingga, setelah diberikan pemahaman pihak keluarga sudah menyisihkan uang emisi lama yang tidak bisa ditukarkan. 

"Kemarin sudah kami datangi, untuk uang yang sudah tidak berlaku sudah disishkan," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Regional
Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Regional
Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Regional
Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Regional
Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Regional
Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Regional
Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Regional
Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Regional
IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

Regional
Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Regional
Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Regional
HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

Regional
Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Regional
Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Regional
Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com