KOMPAS.com - Tanaman obat memang merupakan salah satu kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang banyak dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satunya adalah tanaman obat dari Kalimantan Tengah (Kalteng) yang telah lama digunakan masyarakat sebagai ramuan tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Baca juga: 8 Jenis Jamu Gendong Lengkap dengan Bahan, Manfaat, dan Filosofi
Hal ini tidak lepas dari kebiasaan hidup etnis asli yaitu suku Dayak di Kalteng yang memiliki pengetahuan dalam hal pengobatan dengan menggunakan berbagai jenis tumbuhan hutan yang ada di sekitar mereka.
Hingga saat ini, pengobatan dengan menggunakan berbagai jenis tanaman obat diketahui masih kerap dilakukan oleh masyarakat Kalteng.
Baca juga: Cara Menanam Temulawak, Tanaman Obat yang Kaya Manfaat
Dilansir dari Instagram @budaya.isenmulang, berikut adalah beberapa jenis tanaman obat dari Kalimantan Tengah yang sering digunakan masyarakat dalam ramuan tradisional.
Baca juga: 10 Jamu Khas Indonesia: Sejarah, Bahan, Khasiat, dan Cara Pembuatan
Dilansir dari Kompas.com, bawang dayak dikenal sebagai bawang tiwai di Kutai, brambang sambrang atau bawang sabrang di Pulau Jawa, dan simarbawang-bawang di Simalungun.
Bentuk bawang dayak hampir menyerupai bawang merah tetapi berukuran lebih besar dan lebih kerucut, dengan panjang kira-kira empat sentimeter dengan diameter satu sampai dua sentimeter.
Sementara, rasa bawang dayak pahit dan baunya tidak enak.
Khasiat bawang dayak berasal dari kandungan flavonoid, polifenol, dan alkaloid.
Flavonoid merupakan senyawa kimia yang mengandung beberapa golongan senyawa, salah satunya antosianin yaitu senyawa antioksidan yang dapat mencegah dan menanggulangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan kanker.
Bawang dayak juga mengandung alisin yang dapat digunakan sebagai obat hipertensi dan diabetes.
Selain itu, bawang dayak juga bermanfaat mengurangi penyakit lain seperti asam urat, rematik, gangguan pencernaan, dan bisul.
Pasak bumi yang memiliki nama latin Eurycoma longifolia adalah salah satu jenis tanaman herbal yang banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Bagian akar pasak bumi kerap dimanfaatkan sebagai obat kuat alami untuk meningkatkan vitalitas pria, terutama dalam hal meningkatkan gairah seksual dan kesuburan.
Dilansir dari Kompas.com, pasak bumi atau tongkat ali juga dapat digunakan untuk mengobati malaria, infeksi, demam, infertilitas pria, dan disfungsi ereksi. P
Khasiat pasak bumi berasal dari kandungan flavonoid, alkaloid, dan senyawa lain yang bertindak sebagai antioksidan.
Antioksidan adalah senyawa yang melawan kerusakan sel yang disebabkan oleh molekul yang disebut radikal bebas.
Biasanya, pasak bumi dikonsumsi dalam bentuk pil yang mengandung ekstrak ramuan atau sebagai bagian dari minuman herbal.
Karamunting atau kemunting yang memiliki nama latin Rhodomus tomentosa memiliki daun yang kerap dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.
Daun karamunting diketahui mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan sebagai anti diabetes.
Antioksidan dalam daun karamunting mampu mengikat radikal bebas sehingga dapat mengurangi stress oksidatif.
Sawang yang memiliki nama latin Cordyline juga memiliki daun yang kerap dimanfaatkan dalam ritual adat dan pengobatan tradisional.
Dalam ritual adat, daun sawang disebut dapat membersihkan atau mengibaskan hal yang buruk.
Daun sawang juga digunakan untuk mamungul saat sangiang menyembuhkan orang sakit, dimana daun ini dipercaya memiliki kekuatan magis terutama jika dibarengi dengan membaca mantra-mantra tertentu.
Penawar sampai yang memiliki nama latin Tinospora crispa L. menjadi tanaman herbal yang dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional masyarakat Kalteng.
Khasiat penawar sampai dipercaya dapat membantu menghilangkan racun, membersihkan darah, melawan bakteri penyebab penyakit, mengatasi penyakit hati, serta mengatasi infeksi saluran kemih.
Bajakah yang memiliki nama latin Spatholobus littoralis Hassk memang sempat ramai diperbincangkan karena khasiatnya dalam mengobati kanker.
Dilansir dari laman Gramedia.com, akar dan batang kayu bajakah sudah sering digunakan masyarakat suku dayak secara turun temurun.
Selain itu, tanaman bajakah tidak dapat dibudidayakan karena kandungannya akan berbeda dengan tanaman yang tumbuh di habitat aslinya.
Akar bajakah mengandung 40 jenis zat penyembuh kanker yang berbeda antara lain saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tanin, alkaloid, dan terpenoid.
Sementara dilansir dari Kompas.com (16/08/2019), Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof Dr dr Aru Sudoyo menuturkan, klaim tanaman ini dapat menyembuhkan kanker harus dilakukan uji lanjut.
Sumber: Instagram @budaya.isenmulang, mmc.kalteng.go.id, gramedia.com, kompas.com (Yuharrani Aisyah, Ariska Puspita Anggraini, Resa Eka Ayu Sartika, Mela Arnani, Resa Eka Ayu Sartika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.