KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia tentunya sudah tidak asing dengan ragam jamu tradisional.
Kepopuleran jamu tradisional di antara masyarakat memang tak pernah surut, bahkan di masa pandemi seperti saat ini.
Baca juga: 2 Cara Simpan Empon-empon agar Tidak Jamuran dan Lembab, Bekal Bikin Jamu
Dahulu, minuman tradisional ini populer sebagai jenis jamu gendong yang dijajakan secara berkeliling.
Saat ini, sajian jamu modern juga kerap ditemukan dalam kemasan instan maupun variasi baru dengan diolah menggunakan gaya kebarat-baratan seperti latte.
Baca juga: Mengenal Empon-empon, Tanaman Akar Biasa untuk Jamu dan Bumbu
Dikutip dari laman indonesia.go.id, istilah jamu atau djamoe konon berasal dari istilah Jawa Kuno yaitu “djampi” yang bermakna penyembuhan dan “oesodo” yang bermakna kesehatan.
Baca juga: Kronologi Video Viral Mobil Tabrak Pedagang Jamu, Berawal Sopir Meleng gara-gara Rokok
Sementara, dilansir dari laman Badan POM, jamu tradisional adalah obat tradisional yang dibuat dari bahan atau ramuan dari tumbuhan, hewan atau mineral dan sediaan sarian atau campurannya yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat.
Karena telah digunakan sejak zaman dahulu, maka khasiat jamu dalam menjaga kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit ini telah terbukti khasiatnya.
Melansir dari laman indonesia.go.id, jamu memiliki sejarah panjang serta pernah menghadapi masa pasang surut.
Menilik sejarahnya, keberadaan jamu telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dengan ditemukannya artefak cobek dan ulekan sebagai alat tumbuk jamu di situs arkeologi Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah.
Selain artefak, kisah tentang alat pembuatan jamu ditemukan pada relief Karmawibhangga di Candi Borobudur, serta relief di beberapa candi lain seperti Candi Prambanan dan Candi Bawang.
Jamu sempat mengalami masa surut saat masyarakat mulai mengenal obat-obatan modern dan munculnya kampanye obat bersertifikat.
Kepercayaan kepada khasiat jamu kembali di era penjajahan Jepang, tepatnya di tahun 1940-san dengan dibentuknya Komite Jamu Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, teknologi pembuatan jamu berkembang dari cara tradisional menjadi modern dengan berbagai jenis olahan, yang bahkan telah memiliki standar dan bersertifikat.
Dilansir dari laman Gramedia, berikut adalah ragam jenis jamu tradisional yang sangat populer dan sering dikonsumsi masyarakat.
Jamu beras kencur menjadi salah satu jenis minuman obat tradisional favorit dan disukai banyak orang.
Rasanya yang manis dan segar biasa disajikan hangat atau juga dengan ditambahkan es batu.
Bahan jamu beras kencur adalah kencur, jahe, beras putih, air asam jawa, kunyit, gula pasir, gula jawa, dan air.
Cara pembuatan jamu beras kencur adalah dengan menyangrai dan menghaluskan beras, serta menyiapkan bahan lainnya.
Kemudian jamu diolah dengan cara merebus semua bahan hingga mendidih dan melakukan penyaringan untuk memisahkan ampas sebelum dikonsumsi.