Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Ganjar Turun karena Piala Dunia U20 Batal, FX Rudy: Dia Orang Desa, Ndak Mungkin Bisa Pengaruhi FIFA

Kompas.com - 12/04/2023, 17:23 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo memberi tanggapan mengenai turunnya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Anjloknya elektoral Ganjar disebabkan salah satunya karena batalnya gelaran Piala Dunia U20 di Tanah Air. Ganjar dinilai menjadi salah satu penyebab Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 karena sempat lantang menolak kepesertaan Timnas Israel.

Rudy sapaan akrab menilai para pecinta sepak bola perlu memahami lebih dalam lagi persoalan batalnya Piala Dunia U20. 

Baca juga: Dikabarkan Dapat Restu Megawati untuk Nyapres, Ganjar: Restu Apa Lho?

Menurut dia, batalnya Piala Dunia U20 2023 bukan semata karena Ganjar maupun Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak Timnas Israel. 

"Apa pun yang dilakukan itu sebetulnya sudah diputuskan terlebih dahulu mestinya. Ganjar karo (dan) Koster bisa mempengaruhi FIFA? Itu kan cah deso-deso, opo yo isoh (orang desa, apa ya bisa)? Kan gitu. Ibaratnya kan orang-orang desa toh. Ndak mungkinlah bisa mempengaruhi (batalnya Piala Dunia U20)," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/4/2023).

Mantan Wali Kota Solo itu menilai penyebab batalnya Piala Dunia U20 di Indonesia karena masalah keamanan.

"Jadi sudah ada pertimbangan-pertimbangan khusus. Dan tentunya pertimbangan yang lebih mendasar tentang keamanan. Tidak ada yang lain," ungkap Rudy.

Rudy menilai momen kebersamaan Ganjar dengan Presiden Jokowi di Solo selama beberapa hari bisa mendongkrak kembali elektabilitaas orang nomor satu di Jateng tersebut.

"Oh sangat bisa (mendongkrak elektabilitas). Kan sekarangkan sudah mulai paham toh. Yang ditolak itu bukan siapa-siapa. Bukan penyelenggaraan Piala Dunia-nya kok. Tapi Israel itu sendiri," sambungnya.

"Kalau mau sesuai dengan permintaan yang dilakukan oleh PSSI. Sesuai dengan Permenlu tidak ada lagu kebangsaan, tidak ada bendera, tidak ada atribut. Lha terus bal-balan opo polosan? Sana kan tidak mau, akhirnya dicarikan Argentina dengan jadwal yang sama. Itu logika berpikir saya aja," tambah Rudy.

Sebelumnya diberitakan, hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Ganjar menurun selama tiga bulan terakhir.

Pada survei Januari 2023 Ganjar mengantongi elektoral 36,3 persen. Kemudian menurun pada Februari menjadi 35 persen. Lalu survei April merosot signifikan sekitar 8,1 persen menjadi 26 persen.

Baca juga: Pejabat DJKA Jateng Putu Sumarjaya Kena OTT KPK, Ganjar Deg-degan: Tobat Semuanya

 

Menurut Direktur LSI Djayadi, ada sejumlah faktor yang menyebabkan elektabilitas Ganjar merosot. Salah satunya, sinyal dukungan berulang kali dimunculkan Presiden Joko Widodo terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Selain itu, anjloknya elektoral Ganjar juga dinilai karena batalnya gelaran Piala Dunia U-20 di Tanah Air. Publik menganggap Ganjar menjadi salah satu penyebab Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 karena sempat lantang menolak Timnas Israel.

"Dilanjutkan dengan peristiwa kekecewaan piala dunia, maka klop itu (suara Ganjar menurun)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com