April 2023 ini, lanjut Sanggar Abdul Aziz, genap 208 tahun meletusnya Gunung Tambora. Meski begitu, pada momen penting tahun ini tak ada kegiatan khusus yang digelar.
Keluarga besar Kerajaan Sanggar sudah mewacanakan untuk membuat agenda tertentu untuk mengenang letusan dahsyat Gunung Tambora, 1815.
Kegiatan semacam festival tersebut rencananya akan dilakukan di Kecamatan Sanggar dan rutin digelar setiap tahunnya pada Bulan April.
"Kita belum musyawarah keluarga, memang sudah ada rencana itu Insyaallah ke depan. Untuk tahun ini tidak ada kegiatan, tidak ada ritual-ritual khusus juga," kata Sanggar Abdul Aziz.
Baca juga: Menikmati Keindahan Sabana dan Sanctuary Rusa Timor di Lereng Tambora
Peristiwa paling mengerikan sepanjang itu memang tidak sepenuhnya mengubur Kerajaan Sanggar di Desa Boro, seperti yang dialami oleh Kerajaan Tambora di sisi barat dan Pekat pada bagian selatan Gunung Tambora.
Namun, malapetaka ini menyebabkan penduduk Sanggar banyak yang mati akibat penyakit dan didera kelaparan. Bahkan, dalam beberapa catatan sejarah, lanjut Sanggar Abdul Aziz, salah seorang putri Raja Ismail Halilud Dayan meninggal akibat bencana tersebut.
"Kenapa tidak sampai mengubur Kerajaan Sanggar, karena saat letusan itu terjadi angin bertiup ke arah barat, sehingga materialnya banyak yang tumpah ke Pekat dan Tambora," kata Sangga Abdul Aziz.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.