Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Video Viral Paket Alat Kesehatan WNA Tertahan di Bea Cukai | Langkah agar Kasus Dukun Pengganda Uang Tak Terulang

Kompas.com - 09/04/2023, 06:06 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Viral, video warga negara asing (WNA) berkebutuhan khusus tidak bisa mengambil paket alat kesehatan berupa alat bantuan kencing di Bea Cukai Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (6/4/2023).

Dalam video tersebut, terdengar perekam mengatakan bahwa petugas Bea Cukai tidak memiliki rasa kemanusiaan karena mempersulit proses pengambilan paket itu.

Paket berisi kateter dan kantung urine tersebut tertahan lantaran adanya aturan larangan dan pembatasan impor alat kesehatan.

Berita lainnya, kasus dukun pengganda uang kembali terulang.

Yang terbaru, sebanyak 12 nyawa terenggut oleh tangan Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Supaya tak lagi timbul korban di kemudian hari, bagaimana cara mengatasinya?

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Sabtu (8/4/2023).

1. Alasan paket alat kesehatan WNA tertahan Bea Cukai

Ilustrasi difabelFreepik Ilustrasi difabel

Paket alat kesehatan milik WNA berkebutuhan khusus asal Finlandia berinisial PR, tak bisa diambil karena tertahan di Bea Cukai Ngurah Rai. Videonya yang gagal mengambil paket yang dikirim dari negara asalnya itu pun viral di media sosial.

Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI) Bea Cukai Bowo Pramoedito membenarkan adanya paket milik WNA yang tertahan.

Bowo menuturkan, paket berisi kateter dan kantung urine itu tertahan karena termasuk dalam aturan larangan dan pembatasan impor alat kesehatan. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 60 Tahun 2017 juncto Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/234/2018.

Terkait permasalahan ini, dia menjelaskan bahwa Bea Cukai langsung berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI agar mendapat solusi terbaik. Beberapa waktu kemudian, setelah sempat tertahan, paket itu akhirnya diterima oleh PR.

"Dengan mempertimbangkan asas kemanusiaan, dukungan dan koordinasi erat dengan Kementerian Kesehatan RI, saat ini Mr. PR selaku pemilik barang telah menerima alat kesehatan tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Baca selengkapnya: Usai Videonya Viral, WNA Disabilitas Terima Kiriman Alat Bantu Kencing yang Tertahan di Bea Cukai

2. Cara mengatasi agar praktik dukun pengganda uang tak terulang

Menanggapi maraknya kasus dukun pengganda uang, sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, memandang bahwa kepolisian harus bergerak cepat mendeteksi praktik-praktik kejahatan tersebut.

"Kalau menyasar masyarakat yang gampang percaya [dukun], harus ada strategi khusus seperti pemetaan dan edukasi," ucapnya, Rabu (5/4/2023).

Ia juga berpandangan, praktik-praktik penggandaan uang harus ditertibkan supaya tak ada lagi korban.

"Kalau mulai ada praktik-praktik yang terindikasi penipuan ditertibkan, ditangkap," ungkapnya.

Sementara itu, kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon, menjelaskan bahwa terdapat pola sejenis dalam kasus penipuan mengatasnamakan penggandaan uang.

Menurutnya, pelaku kerap kali mengeklaim dirinya sebagai kiai, mbah, atau eyang. Ia bermodus 'menggunakan ilmu pesugihan putih' untuk membantu menggandakan modal usaha maupun membantu orang yang sedang terlilit utang atau mengalami keterpukuran ekonomi.

Baca selengkapnya: Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Bunuh 12 Orang, Bagaimana agar Kasus Serupa Tak Terulang?

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Regional
Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Regional
Cemburu Buta, Suami di Semarang Aniaya Istri hingga Patah Rahang

Cemburu Buta, Suami di Semarang Aniaya Istri hingga Patah Rahang

Regional
Ketua MUI Salatiga Daftar Bakal Calon Wakil Wali Kota, Kyai dan Masyayikh NU Sampaikan Penolakan

Ketua MUI Salatiga Daftar Bakal Calon Wakil Wali Kota, Kyai dan Masyayikh NU Sampaikan Penolakan

Regional
Tak Hadir Saat Ujian Sekolah, Siswi di Wonogiri Ditemukan Tewas dalam Kondisi Hamil

Tak Hadir Saat Ujian Sekolah, Siswi di Wonogiri Ditemukan Tewas dalam Kondisi Hamil

Regional
Sebut Ingin Lanjutkan Pembangunan, Inkumben Bupati Demak Daftar di 3 Parpol Ini

Sebut Ingin Lanjutkan Pembangunan, Inkumben Bupati Demak Daftar di 3 Parpol Ini

Regional
Banjir Mahakam Ulu Telan Korban, Warga Tenggelam saat Berenang Pakai Jeriken

Banjir Mahakam Ulu Telan Korban, Warga Tenggelam saat Berenang Pakai Jeriken

Regional
Kondisi Terkini Bencana Banjir Bandang di Sumbar, 14 Warga Hilang dan Penjelasan BMKG

Kondisi Terkini Bencana Banjir Bandang di Sumbar, 14 Warga Hilang dan Penjelasan BMKG

Regional
4 Orang Daftar Penjaringan Cabub-Cawabup Sukoharjo di PDI-P, Salah Satunya Kades

4 Orang Daftar Penjaringan Cabub-Cawabup Sukoharjo di PDI-P, Salah Satunya Kades

Regional
Ganja Jadi Bumbu Makanan, BNNP Aceh Inspeksi Usaha Kuliner

Ganja Jadi Bumbu Makanan, BNNP Aceh Inspeksi Usaha Kuliner

Regional
Cuma Unggah 7 KTP, Paslon Perseorangan Pangkalpinang Gagal

Cuma Unggah 7 KTP, Paslon Perseorangan Pangkalpinang Gagal

Regional
Keributan di Dekat Pasar Rejowinangun Magelang, Dipicu Balas Dendam

Keributan di Dekat Pasar Rejowinangun Magelang, Dipicu Balas Dendam

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com