Hendri menjelaskan, berdasarkan identifikasi sementara, dua dari sepuluh jenazah tersebut diduga adalah perempuan. Hal ini diketahui setelah petugas menemukan pakaian dalam wanita.
Sementara itu, menurut pengakuan tersangka, korbannya berasal dari sejumlah daerah, yakni satu orang dari Palembang, dua dari Yogyakarta, dan satu dari Sukabumi.
"Kemudian yang lainnya itu sampai saat ini tersangka masih lupa, mungkin besok akan kita lanjutkan lagi untuk mengidentifikasi korban-korban lainnya," jelasnya.
Mengenai korban, Kepala Desa Balun Mahbudiono mengungkapkan bahwa pihaknya pernah menerima laporan orang hilang dari Palembang.
"(Pernah menerima laporan) orang hilang sudah sekitar setahun lalu yang dari Palembang, sudah ditangani polisi," terangnya.
Terkuaknya kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara ini bermula dari adanya laporan keluarga korban ke polisi. Korban tersebut berinisial PO, warga Sukabumi, Jawa Barat.
PO tiba di rumah Mbah Slamet pada 23 Maret 2023. Ia sendirian pergi ke Banjarnegara untuk menagih uang Rp 70 juta yang diserahkannya kepada Mbah Slamet.
Setiba di rumah tersangka, PO sempat mengirim pesan WhatsApp kepada anaknya.
"Ini di rumahnya Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, datang langsung ke lokasi bersama aparat," beber Hendri menirukan isi pesan tersebut.
Keesokan harinya, ternyata korban tak bisa dihubungi karena ponselnya tak aktif. Berbekal keterangan anak korban yang pernah bertandang ke rumah sang dukun, polisi lantas mendatangi rumah Mbah Slamet.
Polisi meringkus Mbah Slamet di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Tersangka membunuh PO karena kesal terus ditagih. Padahal, ia sudah menyerahkan uang Rp 70 juta kepada Mbah Slamet. Uang itu diberikan secara bertahap. Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang PO menjadi Rp 5 miliar.
"Korban sudah menyerahkan mahar berkali-kali, tapi harapan menggandakan uang tidak didapatkan," papar Hendri, Senin.
Sewaktu PO mendatangi rumah tersangka, Mbah Slamet memberikan minuman kepada korban. Ia beralasan itu merupakan bagian dari ritual. Ternyata, minuman tersebut sudah dicampur potas atau racun ikan.
"Setelah berkali-kali ditagih, tersangka kesal. Kemudian, tersangka memberi minuman berisi potas kepada korban. Selanjutnya jasad korban dikubur di jalan menuju hutan," urainya.
Jasad PO dikubur di lokasi yang sama dengan sembilan korban lainnya. Lokasi kuburan korban merupakan lahan milik dukun pengganda uang itu.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo, Robertus Belarminus), Kompas TV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.