Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 15 Tahun Tabrak Pelajar SMA hingga Tewas, Pengamat Transportasi: Orangtuanya Seharusnya Disanksi

Kompas.com - 29/03/2023, 20:16 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Buntut ramainya kasus bocah 15 tahun menabrak pelajar SMA di Semarang hingga tewas, Pengamat Transportasi Theresia Tarigan ikut mengkritik pemerintah dan orangtua.

Founder Komunitas Peduli Transportasi Kota Semarang (KPTS) itu menilai akar terjadinya kecelakaan itu karena ketidakpedulian pemerintah dan orangtua terhadap keselamatan anak.

“Saya kira menuntut keadilan bukan dari penabrak. Saya pribadi tidak setuju penabrak anak dipenjara karena kesalahan dan sikap abai pemerintah dan orangtua dalam keselamatan transportasi,” ujar Theresia, Rabu (29/3/2023).

Baca juga: Bocah 15 Tahun Tabrak Pelajar SMA hingga Tewas, Polisi Kecam Orangtua yang Biarkan Anaknya Berkendara Tanpa SIM

Menurutnya, hal ini mestinya menjadi tanggung jawab orangtua. Sehingga bila terjadi pelanggaran lalu lintas yang menimbulkan korban jiwa, sudah sepantasnya hukuman atau sanksi diberikan kepada orang tua.

“UU No 22/2009 (UU lalu lintas dan angkutan jalan) sebaiknya direvisi untuk memuat materi keselamatan antara lain sanksi kepada orangtua yang anaknya mengendarai sepeda motor atau nyetir mobil bila tidak punya SIM,” bebernya.

Menurutnya memenjarakan anak tidak akan menyelesaikan masalah kecelakaan pelajar bermotor. Selain perhatian orangtua, perihal izin berkendara bagi anaknya di bawah umur, polisi juga perlu menertibkan mereka.

“Kepolisian juga harus tegas menindak anak sekolah belum punya SIM naik motor. Parkirnya di rumah-rumah dekat sekolah. KTPS pernah dapat temuan tersebut di SMP 33,” jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga meminta Pemkot untuk mengevaluasi Trans Semarang. Pasalnya meski angkutan umum ini telah disubsidi besar dan beroperasi sejak 2019, banyak sekali pelajar SMP dan SMA menggunakan sepeda motor.

“Sebaiknya untuk feeder bus dan untuk jam anak sekolah berangkat dan pulang ada opsi membeli layanan paguyuban angkot. Jadi per kilometer tidak mahal jika bukan armada baru seperti Elf,” tandasnya.

Baca juga: Polisi Temukan 5 Pelanggaran Bocah 15 Tahun Penabrak Pelajar SMA di Semarang

Sebagai pegiat keselamatan transportasi sejak tahun 2015, pihaknya masih terus mengimbau semua pihak peduli keselamatan transportasi. Menurutnya maraknya kecelakaan di kalangan pelajar disebabkan oleh banyak faktor dan melibatkan sejumlah pihak. 

“Anak mengendarai sepeda motor, berkendara dengan kecepatan tinggi, kemudahan akses masyarakat terhadap sepeda motor, pengawasan lalu lintas, kinerja SIM, pelayanan angkutan umum, dan lain-lain. Ini suatu keburukan yang melibatkan banyak pihak baik pemerintah di pusat dan daerah, pengusaha, keluarga. Kapan kita menyadari masalah ruwet ini?” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com