Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Ada 2 Zat Dalam Suntikan yang Sebabkan Kematian Kades Curuggoong

Kompas.com - 16/03/2023, 12:06 WIB

SERANG, KOMPAS.com - SH, mantri penyuntik mati Kepala Desa Curuggoong, Serang, Banten, Salamunasir menyuntikan dua jenis cairan hingga menyebabkan kematian. Namun, dua jenis cairan itu masih didalami penyidik.

Wakapolresta Serang Kota AKBP Hujra Soumena mengatakan, berdasarkan pengakuan tersangka jarum suntik telah dipersiapkan dengan mengisi dua jenis zat cairan.

"Sebelum tersangka berangkat ke rumah korbam telah mempersiapkan jarum suntik yang didalam jarum suntik tersebut diisi oleh dua jenis zat cairan," kata Hujra  melalui keterangan video yang  diterima Kompas.com, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Polisi: Sudah 8 Bulan Kades Curuggoong Selingkuh dengan Istri Mantri

Namun, kata Hujra, untuk jenis zat apa yang disuntikan ke korban akan diungkap setelah penyidik memperoleh keterangan saksi ahli dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Sebelumnya, Hujra menyampaikan bahwa cairan yang disuntikan yakni diphenhydramine atau obat untuk meredakan gejala alergi dan batuk pilek.

Botol cairan obat alergi itu telah diamankan beserta barang bukti lainnya seperti jarum suntik, tas, kendaraan motor Yamaha Mio milik tersangka.

Dokter Forensik sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten Budi Suhendar mengatakan, diphenhydramine merupakan obat pereda alergi yang tergolong obat keras dan berbahaya bila disalahgunakan.

Penggunaannya harus sesuai dengan peruntukan dan melihat kondisi orang yang akan disuntikan.

"Sebenarnya kalau digunakan sesuai peruntukan itu memiliki keamanan yang baik. Bila tidak sesuai peruntukan atau kondisi seseorang yang tidak bisa diberikan obat itu tentu efeknya ada," kata Budi saat dihubungi wartawan. Selasa (14/3/2023).

Baca juga: Duduk Perkara Mantri Suntik Mati Kades, Pelaku Tak Berniat Membunuh dan Polisi Teliti Obat Injeksi

Efek yang akan timbul, kata Budi, mulai dari efek ringan hingga dapat menyebabkan kematian.

Disebutkan Budi, efek ringan seperti mengantuk, keseimbangan keganggu, sesak nafas, hilang kesadaran hingga paling berat menyebabkan kematian.

"Untuk penyalahgunaannya bisa (menyebabkan kematian) bila diberikan kepada orang yang tidak tepat, dosis yang tidak tepat, berlebihan," ujar Budi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap 1 Mahasiswa Senior yang Aniaya Juniornya di Unismuh Makassar

Polisi Tangkap 1 Mahasiswa Senior yang Aniaya Juniornya di Unismuh Makassar

Regional
Anisa dan Adiknya yang Gizi Buruk Kini Jadi Warga Kota Tegal

Anisa dan Adiknya yang Gizi Buruk Kini Jadi Warga Kota Tegal

Regional
Tidak Layak, 45 Halte di Kota Bandung Diusulkan Dishub Dibongkar

Tidak Layak, 45 Halte di Kota Bandung Diusulkan Dishub Dibongkar

Regional
Gubernur NTB Terharu Pidato Jizun, Pemuda Lombok yang Raih Doktor di Amerika

Gubernur NTB Terharu Pidato Jizun, Pemuda Lombok yang Raih Doktor di Amerika

Regional
Banjir Kiriman Malaysia Semakin Intens Merendam Desa di Perbatasan RI, Solusinya Menunggu Pemerintah Pusat

Banjir Kiriman Malaysia Semakin Intens Merendam Desa di Perbatasan RI, Solusinya Menunggu Pemerintah Pusat

Regional
Polisi Diduga Perkosa Anak 16 Tahun di Parimo Sulteng Belum Jadi Tersangka, Ini Alasannya

Polisi Diduga Perkosa Anak 16 Tahun di Parimo Sulteng Belum Jadi Tersangka, Ini Alasannya

Regional
Hilang Kendali Saat Menyalip, Pikap Tabrak Minibus di Jalan Raya Cipanas-Puncak, 8 Luka-luka

Hilang Kendali Saat Menyalip, Pikap Tabrak Minibus di Jalan Raya Cipanas-Puncak, 8 Luka-luka

Regional
Kronologi Kecelakaan Angela Lee di Tol Salatiga, Ini Kata Kapolres

Kronologi Kecelakaan Angela Lee di Tol Salatiga, Ini Kata Kapolres

Regional
Hadiri Baksos Walubi di Candi Borobudur, Ganjar Ingatkan Soal Stunting sampai Ibu Hamil

Hadiri Baksos Walubi di Candi Borobudur, Ganjar Ingatkan Soal Stunting sampai Ibu Hamil

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Kapal Operasional Pemkab Seram Bagian Barat, 8 Orang Jadi Tersangka

Dugaan Korupsi Pengadaan Kapal Operasional Pemkab Seram Bagian Barat, 8 Orang Jadi Tersangka

Regional
4 Bocah di Baubau Diserang Monyet Liar, Seorang Bocah Sampai Baku Pukul

4 Bocah di Baubau Diserang Monyet Liar, Seorang Bocah Sampai Baku Pukul

Regional
Mengapa Sawahlunto Dijuluki Kota Arang?

Mengapa Sawahlunto Dijuluki Kota Arang?

Regional
Kabel Listrik Diduga Tersambar Petir, Perjalanan KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Terganggu

Kabel Listrik Diduga Tersambar Petir, Perjalanan KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Terganggu

Regional
Polisi Bongkar Tempat Penyulingan Miras Tradisional di Kupang

Polisi Bongkar Tempat Penyulingan Miras Tradisional di Kupang

Regional
Jaga Masa Depan Anak Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Jangan Sebar Identitas di Medsos

Jaga Masa Depan Anak Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Jangan Sebar Identitas di Medsos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com